Telaga Ngebel Ponorogo, Danau Alami di Kaki Gunung Wilis yang Penuh Mitos Menarik

oleh -847 Dilihat

Foto: Ist.

KILASJATIM.COM, Ponorogo – Kamu sedang berada di Ponorogo, Jawa Timur? Jangan lupa mampir ke tempat wisata Telaga Ngebel.

Telaga Ngebel merupakan danau alami di kaki Gunung Wilis, tepatnya Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Destinasi wisata tersebut menawarkan telaga seluas 150 hektar dan udara yang sejuk. Telaga Ngebel juga telah dilengkapi dengan Ngebel Sunset View Point dan rumah pohon.

Uniknya, di balik keindahannya, Telaga Ngebel memiliki mitos menarik yang melekat di tengah masyarakat setempat. Ada yang mengaitkannya dengan sejarah Ponorogo, ular, hingga larangan meludah sembarangan.

Masih penasaran dengan mitos Telaga Ngebel? Yuk, simak ini ulasannya lur!

1. Berkaitan erat dengan Naga Baru Klinting

Sosok Baru Klinting lekat dengan mitos dan legenda masyarakat Jawa, termasuk Rawa Pening serta Telaga Ngebel. Baru Klinting merupakan sosok naga yang tubuhnya melingkari Gunung Wilis. Ada yang mempercayai bahwa ia jelmaan Patih Bataringin, tapi ada pula yang percaya bahwa jelmaan dari Putra Ki Ageng Mangir dan Nyai Roro Kijang.

Baruklinting berubah menjadi manusia setelah bersemedi melingkari Gunung Wilis sekitar 300 tahun. Sebelum sempat berubah wujud, ia tidak sengaja ditemukan warga yang tengah berburu. Dagingnya diambil untuk pesta bersih desa.

Ketika ia berubah menjadi manusia, tubuhnya penuh luka. Ia pun meminta makanan pada warga. Tapi tidak ada yang memberi, kecuali Nyi Lantung. Setelah itu, Baruklinting berpesan pada Nyi Lantung untuk mempersiapkan lesung dan centong kayu sebagai dayung.

Baru Klinting menancapkan lidi dan bersumpah tidak ada yang dapat mencabutnya, kecuali dirinya sendiri. Benar saja, tidak ada warga yang mampu mencabut lidi tersebut. Kemudian, Baruklinting mencabut lidi tersebut dan muncullah air dari dalam tahan.

Baca Juga :  Silaturahmi Adalah Bagian Dari Pembangunan di Ponorogo    

Air semakin besar, Baruklinting dan Nyai Lantung dapat selamat dengan naik lesung. Sedangkan warga yang menzaliminya tenggelam. Daratan yang tenggelam dan dipenuhi air tersebut kini bernama Telaga Ngebel.

2. Adanya batu suci sebagai sumber air Telaga Ngebel

Kisah lain yang dipercaya masyarakat setempat, yakni Telaga Ngebel terbentuk karena sebuah batu suci. Ngebel merupakan nama seorang pemuda yang telah menemukan batu suci tersebut. Setelah penemuan batu suci, air mulai mengalir ke tempat itu. Semakin banyak air yang mengalir dan terbentuklah Telaga Ngebel.

3. Sering terdengar suara misterius

Telaga Ngebel juga tidak lepas dari hal misterius yang belum terungkap faktanya. Konon, sering terdengar suara gemuruh disertai gerakan tanah sejak tahun 2011 dan kadang masih terdengar hingga saat ini. Suara tersebut membuat warga resah, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebagian masyarakat menduga bahwa kejadian itu berkaitan dengan ular naga penunggu Ngebel. Namun, ada pula yang percaya menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bahwa suara tersebut berasal dari pergerakan geologi di daerah tersebut.

4. Dihuni oleh seekor belut raksasa

Selain dikaitkan dengan sosok naga raksasa, Telaga Ngebel juga dipercaya sebagai tempat belut raksasa. Konon sebelum pembangunan PLTA, ada nelayan yang melihat sosok menyerupai belut. Saking besarnya, belut tersebut menghasilkan gelombang yang hampir menenggelamkan perahunya.

Namun, belut besar itu tidak lagi menampakkan diri. Hal tersebut dikaitkan dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menggunakan dinamit sehingga diduga belut raksasa itu mati akibat getaran dan radiasinya.

5. Meludah sembarangan bisa bikin sial

Mitos Telaga Ngebel juga berkaitan dengan sopan santun, yaitu meludah sembarangan. Jika kamu meludah sembarangan di Telaga Ngebel, dipercaya dapat memicu kemarahan penunggunya. Bahkan, pengunjung akan bernasib sial dalam waktu dekat. Parahnya, dipercaya tidak akan pulang dengan selamat.

Baca Juga :  Chef Profesional Berbagi Ilmu Rintis Startup Lewat Aplikasi The Chef

Percaya atau tidak, mitos tersebut dapat menjadi kearifan lokal supaya pengunjung menjaga sopan santunnya selama di Telaga Ngebel. Di sisi lain, ada makhluk tak kasat mata yang hidup berdampingan dengan manusia.

Beberapa mitos tersebut melekat kuat di tengah masyarakat setempat. Terbukti dengan adanya patung Naga Baruklinting di sekitar Telaga Ngebel sebagai ikonnya. Ritual larungan juga kerap dilakukan setiap 1 Muharram atau 1 Suro untuk menghormati para leluhur. (bbs/rie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.