KILASJATIM.COM, Surabaya – Ribuan anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai daerah di Indonesia serta Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU dari luar negeri padati Jatim Expo. Mereka hadir untuk mengikuti rangkaian hari ketiga Kongres Ke-18 Muslimat NU, yang diisi dengan Shalawat bersama Habib Syekh Abdul Qodir As-Segaf dan Ijazah Manaqib Syekh Abdul Qodir Al-Jailani.
Para jamaah Muslimat NU ini tampak seragam mengenakan jilbab hijau khas mereka. Ribuan peserta dengan penuh kekhusyukan melantunkan shalawat, menciptakan suasana syahdu yang menggema di seluruh arena. Acara ini menjadi bukti antusiasme Muslimat NU dalam memperkuat spiritualitas dan kebersamaan mereka.
Dalam kesempatan ini, Syekh Afeefuddin, pemangku tarekat Alqadiriyah dari Baghdad, memberikan ijazah manaqib bagi Muslimat NU. Ijazah ini merupakan bentuk penghargaan bagi Muslimat NU yang dikenal konsisten dalam membaca manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam berbagai forum pengajian di Indonesia.
Dalam ceramahnya, Syekh Afeefuddin menekankan pentingnya cinta sebagai karunia Allah yang dapat merekatkan persaudaraan dan memperkuat hubungan manusia dengan Sang Pencipta. Ia menyampaikan bahwa cinta bukan sesuatu yang bisa diproduksi, tetapi datang dari hati sebagai anugerah ilahi.
“Di Jawa Timur dan di Indonesia mungkin banyak pabrik beraneka produk. Tapi tidak ada pabrik cinta. Karena cinta itu datangnya dari hati, dan itu adalah karunia Allah SWT,” ujarnya, disambut takbir dan tepuk tangan dari jamaah, Rabu (12/2/2025).
Ia juga mengapresiasi jamaah Muslimat NU yang datang dari berbagai pelosok Indonesia, bahkan dari luar negeri. Menurutnya, berkumpulnya ribuan Muslimat NU dalam acara ini merupakan bukti kecintaan mereka terhadap ilmu dan perjuangan dalam menjaga tradisi Islam.
“Terima kasih. Perkumpulan di sini adalah buah dari hidayah Allah, karena cintanya Allah yang menggerakkan kita ke sini. Hati yang selalu terpaut dengan Allah akan selalu tenang. Begitu juga yang selalu terpaut dengan Rasulullah. Insya Allah berkahnya Syekh Abdul Qadir Jailani dari Baghdad juga sampai di sini,” tambahnya dengan penuh semangat.
Di penghujung acara, Syekh Afeefuddin menghadiahi Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, kiswah dari makam Syekh Abdul Qadir Jailani. Kiswah ini baru saja diganti dalam haul beberapa bulan lalu, yang hanya dilakukan setahun sekali.
Khofifah tampak terharu menerima hadiah tersebut dan mengaku sangat bersyukur. Ia menjelaskan bahwa pemberian kiswah ini menjadi simbol eratnya hubungan spiritual antara Muslimat NU di Indonesia dengan tarekat Alqadiriyah di Baghdad.
“Kami bersyukur atas pertautan erat antara penguasa Alqadiriyah dengan kita di sini. Apa yang diteladankan oleh Syekh Abdul Qadir Jailani bukan hanya soal cinta, tetapi juga kesalehan sosial. Beliau telah memberikan makan kepada fakir miskin selama 900 tahun. Saat saya menyampaikan hal ini kepada Bapak Presiden Prabowo, ternyata beliau juga pernah ke sana,” ungkap Khofifah.
Acara ini menjadi momen penuh makna bagi Muslimat NU. Selain memperkuat nilai-nilai spiritualitas, pertemuan ini juga mempererat persaudaraan di antara jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Sepanjang acara, para jamaah terus melantunkan doa dan shalawat, menciptakan suasana yang mengharukan. Kongres Ke-18 Muslimat NU ini bukan sekadar pertemuan biasa, tetapi juga menjadi wadah refleksi bagi Muslimat NU untuk terus menjaga tradisi dan memperkuat peran mereka dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
Dengan selesainya rangkaian acara hari ketiga ini, Kongres Ke-18 Muslimat NU diharapkan semakin memperkokoh kebersamaan umat dalam menjaga ajaran Islam yang penuh cinta, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama.(FRI)