Jawa Timur Jadi Lumbung Beras Nasional, Wapres Gibran Apresiasi Pertanian Modern di Ngawi

oleh -589 Dilihat

KILASJATIM.COM, Ngawi — Kabupaten Ngawi kembali menegaskan perannya sebagai jantung produksi pangan nasional. Dalam kunjungan kerja ke daerah ini, Sabtu (24/5), Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menanam padi secara simbolis serta meninjau fasilitas pengolahan beras milik PT Daya Tani Sembada di Desa Geneng, Kecamatan Geneng.

Kegiatan ini menjadi simbol kuat sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku pertanian dalam memperkuat ketahanan pangan nasional di tengah ancaman krisis global.

“Ngawi ini luar biasa. Saya lihat sendiri bagaimana proses pertaniannya sudah sangat modern dan efisien,” ujar Wapres Gibran. “Inilah contoh bagaimana daerah bisa menopang ketahanan pangan nasional secara mandiri dan berkelanjutan.”

Ia juga menyoroti besarnya peran generasi muda dalam pertanian. Di Ngawi, semakin banyak petani milenial terlibat aktif di lapangan. “Saya senang melihat anak-anak muda turun langsung ke sawah. Ini wajah pertanian Indonesia ke depan,” tambahnya.

Jawa Timur Penopang Stok Nasional

Gubernur Khofifah menjelaskan, Ngawi merupakan daerah dengan produktivitas padi tertinggi secara nasional. Keunggulan ini, kata dia, menjadi pilar penting dalam menjawab tantangan ketahanan pangan global.

“Jawa Timur tidak hanya memproduksi beras dalam jumlah besar, tapi juga menjadi daerah dengan stok beras tertinggi di Indonesia,” jelas Khofifah.

Data dari Perum Bulog Kanwil Jawa Timur menunjukkan, selama Februari hingga Mei 2025, target serapan beras di wilayah ini mencapai 585.581 ton. Hingga 22 Mei, realisasinya sudah mencapai 478.757 ton atau 81,76 persen. Total stok beras di gudang Bulog Jawa Timur per 23 Mei 2025 tercatat 868.208 ton—sekitar 22,45 persen dari total cadangan nasional.

Baca Juga :  PT Suparma Tbk Gelar CSR "Sustainability In Community" di Rusun Warugunung: Dorong Hidroponik dan Lingkungan Berkelanjutan

Modernisasi dan Kemandirian Petani

Khofifah menambahkan, keberhasilan sektor pertanian di Jawa Timur tidak terlepas dari penggunaan teknologi modern seperti combine harvester yang mampu menekan kehilangan hasil panen. Petani di Ngawi juga telah memanfaatkan pupuk organik secara luas, yang mempercepat masa tanam dan meningkatkan kesuburan lahan.

“Dengan indeks pertanaman mencapai tujuh kali dalam dua tahun, ini pencapaian luar biasa. Penggunaan pupuk organik dan alsintan membuat pertanian kita makin efisien dan berkelanjutan,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya penguatan pascapanen, khususnya dalam hal drying (pengeringan gabah), agar kualitas beras tetap terjaga saat disimpan atau digiling.

Ekspor dan Peluang Pasar Global

Menurut Khofifah, kelebihan pasokan (over supply) beras yang terjadi saat ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor. Beberapa negara telah menunjukkan minat terhadap beras Indonesia. “Kondisi ini patut kita syukuri. Tapi harus kita jaga bersama, terutama lewat peran aktif petani muda dan Gapoktan yang solid,” ujarnya.

Khofifah juga menyampaikan terima kasih kepada Menteri Pertanian atas dukungan yang terus mengalir, mulai dari pupuk, benih unggul, hingga alat pertanian. “Ini bukti sinergi pusat dan daerah dalam menjaga ketahanan pangan,” katanya.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman tak ragu menyebut Khofifah sebagai “Gubernur idola petani.” Menurutnya, produktivitas tinggi dan luas tambah tanam di Jawa Timur menjadi indikator keberhasilan kepemimpinan yang berpihak pada petani.

“Jawa Timur adalah provinsi dengan kontribusi pertanian terbesar di Indonesia. Dan itu tidak lepas dari peran Ibu Gubernur,” ujar Amran. (FRI)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.