Semoga Tidak Ada Nyawa Seharga Tepung di Gaza

oleh -870 Dilihat

KILASJATIM.COM, Malang – Ramadan sebentar lagi. Penjajahan Israel atas Palestina belum usai di 153 hari. 30 ribu lebih nyawa melayang, 70 ribu warga terluka belum memuaskan hati pemasok senjata.

Dilayar hape berseliweran jerit tangis bocah kesakitan. Wajah sedih perempuan memangku jenazah anaknya. Anak memeluk jenazah orang tua. Tiba-tiba menjadi yatim-piatu, tanpa rumah, tanpa saudara, tanpa air-makanan. Dentuman meriam senapan, bom dari langit mengancam jiwa. Setiap saat.

Bantuan antri sulit melintasi gerbang Rafah perbatasan Mesir. Blokade jalan oleh warga Israel masih berlangsung. Bantuan yang diterbangkan dari udara makan korban. Dimana warga berkerumun berebut tepung bahan pangan masih menjadi sasaran tembak dan bom.

Penderitaan yang diciptakan pemimpin Israel, Benyamin Netanyahu dengan IDF nya, menimbulkan marah. Kehadiran Hamas, pejuang pembebasan menjadi harapan untuk kemerdekaan. Tak heran sejak balita, para bocah laki-laki bercita-cita menjadi pasukan Hamas.

Diatas semua itu, Palestina telah membuktikan pada semesta, Islam agama rahmatan lil’alamin. Bukan teroris seperti yang dilebelkan negara barat Amerika atau Eropa. Aksi boikot produk Israel dan demo menyuarakan kemerdekaan Palestina bukti nyata dukungan warga dunia.

Ramadan sebentar lagi, semoga perdamaian segera dicapai. Meski aksi brutal Israel masih terus dilakukan setiap hari seperti yang terekam pada instagram @montherrd, seorang atlet sepak bola Palestina, @alaa_hamoudaz dan @hamoda_shahen keduanya jurnalis @hosam Wail seorang konten kreator dan masih banyak lagi.

Esok dan seterusnya semoga tak terjadi penembakan pada warga lapar tak bersenjata. Seperti insiden penembakan 150 warga saat menyambut bantuan tepung di Gaza. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga :  Potret Kemerdekaan dan Tiang Bendera

No More Posts Available.

No more pages to load.