Menyusuri Tunjungan dari Mall, Pasar Sampai Croissant Geprek

oleh -1380 Dilihat

Foto: Kilas Jatim/Tqi

KILASJATIM.COM, Surabaya – Tetes air masih jatuh dari langit. Baru berhenti setelah bulan samar mulai terlihat. Dan jalanan mulai ramai dari pejalan kaki, motor sampai mobil memadati jalan Tunjungan Surabaya malam ini.

Dari mall Tunjungan Plaza 1-6 telah kami susuri. Mampir ke toko obral diskon jaket untuk lari, membeli kemeja Eiger yang potong harga sampai 50 %, serta pernak-pernik kecil yang tak terpikirkan kegunaannya sampai sepotong roti. Serta menyaksikan pertunjukan Amazing Cristmas from Spain Acrobatics Show. Menampilkan seorang perempuan pemain akrobat yang menari diatas tiang, Senin (25/12/2023).

Tak puas kaki diam, perjalanan dilanjutkan menuju jalan Tunjungan yang basah dengan genangan air disisinya. Melihat deretan toko penjual makanan dan minuman. Lantas berbelok ke Pasar Tunjungan yang juga ramai menyajikan makanan kekinian.

Meski pernah tinggal di kota ini. Tapi baru pertama masuk ke pasar Tunjungan. Seingat saya dulu tempat ini sepi, hanya barisan toko yang tutup, hanya satu-dua yang buka selebihnya penuh debu dan berbau.

Memasuki lorongnya, alangkah menariknya pasar ini, pemerintah telah menyulap menjadi jujugan muda-mudi. Tidak lagi berbau dan apalagi meninggalkan kesan suram. Semua ingatan saya hilang setelah masuk di dalamnya, lebih-lebih setelah mencicipi croissant dan cromboloni mini dari toko Delima yang lumayan enak, untuk sejenak menghentikan langkah kami, sebelum melanjutkan perjalanan.

Seperti rencana awal, perjalanan kami lanjutkan ke Croissant Geprek yang lokasinya masih di Tunjungan. Sebuah toko kue yang hadir dalam Lokadram Lara Ati 2,besutan Bayu Skak dan membuat kami ingin mengunjungi bila ke Surabaya.

Saya, bapak, Bulan dan Jingga memilih duduk di lantai dua dari tiga lantai tempat makan yang disediakan. Menunggu makanan tiba, kami membahas apa saja. Dari pasar Tunjungan dan area Walking Dead, area hiburan horor di lantai dua dengan manusia zombie yang mengejutkan.

Baca Juga :  Pedagang Nasi Jagung Paling Kompak di Bulan Ramadan

Serta pertunjukan akrobat dengan penari perempuan yang mengenakan baju sewarna kulit yang eksotis menurut saya.

“Wah tontonan anak-anak Surabaya diatas rata-rata. Apa aku yang kupdet ya,” kata Jingga sambil melihat jepretan foto kamera hape.

Saya tertawa saja mendengarnya. Sebab kostum yang dikenakan perempuan penari itu sebentuk dan sewarna tubuh.

“Penari itu memang kostumnya untuk orang dewasa sih. Kalau untuk tontonan anak-anak sebaiknya lebih menyesuaikan kali ya. Tapi kurang tahu juga, selama tidak ada yang protes ya biasa. Kita saja yang tidak biasa melihat nya,” saya menjelaskan.

Begitulah apa pun menjadi obrolan menarik. Apalagi ketika ada orang menyeberang di Zebracros. Otomatis lagi Semanggi Suroboyo berkumandang, bersamaan dengan berhentinya kendaraan bermotor.

“Di Malang pengendaranya tidak seperti ini. Andai seperti ini, pasti enak nyeberang di Kayutangan,” tambahnya.

Tak lama, mbak-mbak mengantar menu croissant pedas dan es durian yang kami pesan. Jadilah kami tenggelam dalam wadah masing-masing. Selamat liburan kawan. Jangan lupa mampir ke Tunjungan. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.