Mau Sukses, Orang Dalam, Jalur Dalam dan Terdalam

oleh -1044 Dilihat

Foto: Tqi

KILASJATIM.COM, Malang – Hujan belum juga berhenti di Minggu (18/2/2024) sore. Rinainya seperti orkestra menimpa seng sebelah rumah. Kami masih berbincang soal pemilihan suara presiden 2024.

Berseliweran konten menghujat paslon 01, 02 dan 03. Buatan buzzer atau simpatisan entahlah. Dan itulah yang menarik bagi Jingga siswi SMK yang jadi pemilih pemula.

“Fyp ku sekarang soal politik semua. Dari memuji sampai menghujat, sulit membedakan yang benar dan salah. KPU juga datanya amburadul,” begitu katanya, sambil mengunyah cokelat silverqueen diskonan.

“Jangan gampang percaya berita di dunia maya. Semua punya kepentingan. Punya tujuan, waspada dimanfaatkan,” kata saya.

“Ini datangnya dari ig orang bersangkutan. Namanya bisa dipercaya, masa iya bohong?”

“Ya, tidak tahu lagi kalau begitu. Selektif sajalah,”

Lantas ia bercerita tentang kecurangan petugas KPPS disalah satu wilayah yang mencoblos surat suara untuk 02. Habisnya surat suara untuk WNI yang tinggal di luar negeri seperti Singapura dan Inggris. Sementara ada kabar surat suara tersebut telah dicoblos seorang petugas.

Lantas, ia bercerita tentang pengamat politik dan dosen Rocky Gerung. Yang sejak awal menyampaikan pemilu 2024 penuh kecurangan, diawali sejak lolosnya Gibran sebagai wapres yang menyalahi aturan hukum. Menyebut
Connie Rahakundini Bakrie seorang perempuan, pengamat militer yang pemberani dan keren, pujinya.

Cokelat tinggal setengah, sambil mengunyah kacang mede dan almond. Ia tersenyum kecil. Sambil berucap, “Kita tidak jadi dapat makan siang gratis. Sebab makan siang baru diberikan 2029 mendatang, anjiirr,”

Saya tertawa, mendengar ocehan diakhir pekan, sambil menikmati kopi dingin yang pahit, tanpa gula. Serupa cerita makan siangnya barusan.

Baca Juga :  Berakhirnya Drama COD Anggi-Fahmi dan Andriaman Lase

“Begitulah politik dan politisi. Mereka pandai bersilat lidah, pandai-pandailah memilih, biar gak patah hati,”

“Begitu ya, cara jadi sukses,” tambahnya.

“Tidak juga, kamu pelajar. Belajar yang rajin. Hormati guru biar ilmu barokah. Jangan lupa banyak baca buku agar kaya literasi. Jangan hape an terus,” saya nasehati dia.

Bukanya menerima nasehat. Bocah sekarang malah mementahkan omongan saya. Katanya belajar itu biasa tidak perlu ngoyo. Kalau hormat sama guru itu pasti, sebab sama dengan orang tua. Tapi tidak semua guru terhormat.

“Jaman sekarang itu, kalau mau sukses, satu orang dalam. Dua orang paling dalam. Tiga orang terrrr dalam,” ucapnya.

Sambil menjelaskan panjang lebar ini-itu, entah dari mana ia mendapat berita perpolitikan negeri ini. Sialnya saya sulit meluruskan. Nyatanya demikian. Ruwet.

Rintik hujan belum reda. Kuncup mawar belum merekah. Mungkin sama dengan dia, sedang mencari cara melepas ujung kelopak yang melindungi dari hujan dan panas, sampai tiba waktunya merekah. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.