Lomba Balap Karung, Terlintas Pun Tidak

oleh -1016 Dilihat

Foto: kilasjatim/tqi

KILASJATIM.COM, Malang – Sekali pun tinggal di kampung. Saya tidak pernah terpikir ikut lomba balap karung. Sejak bocah sampai jadi ibu dua anak.

Kedatangan saya ke lapangan sore ini, Sabtu (12/8/2023) tidak lain untuk memberi suport, bagi anak-anak peserta lomba Agustusan. Sekadar berkumpul dengan para ibu se RT, juga memberi semangat Bulan-Jingga yang jadi panitia.

Dalam kesepakatan rapat RT 05/RW 07, Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen, tahun ini lomba hanya untuk anak-anak saja. Tidak ada dalam agenda lomba untuk ibu-ibu. Itu pula yang membuat saya percaya diri datang ke lapangan. Sebab, saya tidak pernah pede ambil bagian dalam sorak-sorai semacam itu.

Aseh, panitia lomba tiba-tiba memanggil nama saya. Bersama Bu Yuyun, Bu Nita dan Bu RT atau Bu Minuk. Mau kabur jelas tidak mungkin, sebab saya pengurus PKK. Dan kami menjunjung sportivitas, menang kalah pokok tampil.

“Arak-arek iki ya opo seh. Kok iso dipanggil,” kata Bu RT sambil menuju lintasan.

Saya tidak dapat menahan tawa sepanjang lintasan balap karung. Dengan body segendut ini, mau melompat jelas tertidak mungkin. Sedang seluruh mata tertuju pada kami berempat. Nampak mereka tertawa-tawa sambil menunjuk ke kami.

“Duh, bagaimana ini,” batin saya. Tidak ada pilihan selain segera menyelesaikan lintasan dan meninggalkan arena, ke tepi lapangan.

Rasa malu saya telah hilang. Setelah Bulan-Jingga meng upload video lomba balap karung. Adik, kakak, ponakan mengirim emoji tawa sampai berderai air mata.

Saya bayangkan tawa mereka, melihat saya berjalan seperti pinguin. Berjalan cepat dengan dua kaki terbungkus karung goni.

Tapi sudahlah, esok saya akan melanjutkan etape ke dua. Sebab saya masuk nominasi, alias finalis. Memperebutkan juara satu, dua dan tiga.

Baca Juga :  Pendaftar PPPK Pemkot Malang Membludak

“Semangat yo Ma. Harus menang,” dua bocah itu mengepalkan tangan.

Tina di sebelah saya, menepuk pundak. Turut memberi semangat. Urat malu saya putus sudah. Dengan gelak tawa saling menghibur.

Agustus, memang spesial. Bulan paling ditunggu selain lebaran oleh para bocah. Ikut lomba dan menang. Sebuah kebanggan yang bakal dikenang, kelak ketika mereka dewasa.

Juga Bulan, saat masih SD, tiga tahun berturut-turut juara satu lomba makan kerupuk. Mengalahkan anak sepantaran di RT kami. Mendapat hadiah tas sekolah, buku dan tempat minum.

Kenangan itu yang mendorongnya terlibat dalam kepanitiaan lomba Agustusan. Lebih-lebih setelah pandemi ini. Kegiatan bersama macam ini menjadi sesuatu.

Bagaimana Agustus kalian? Semoga menyenangkan, dengan semangat juang untuk menang. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.