Teatrikal Stop Global Warming Ajak Peserta PKKMB Unitomo 2023 Peduli Bumi

oleh -552 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Aksi teatrikal Stop Global Warming, Selasa (29/8/2023) ditampilkan mewarnai kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2023 di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya. Teatrikal itu ditujukan agar peserta PKKMB Unitomo 2023 menyadari pentingnya kepedulian untuk ikut menjaga keberadaan bumi.

Tema PKKMB Unitomo 2023 adalah: Merangkai Kebhinnekaan menuju Soetomo Muda Unggul dan Tangguh, dan aksi teatrikal Stop Global Warming di lapangan Unitomo, Surabaya, Jawa Timur, adalah bagian dari rangkaian kegiatan menandai masuknya mahasiswa baru di kampus Unitomo.

Andika Setiyadi dari Divisi PubDekDok kegiatan menjelaskan bahwa teatrikal yang dimainkan merupakan bentuk aksi untuk menyadarkan manusia akan dampak kerusakan lingkungan yang ada di bumi terutama Indonesia. Global warming merupakan ketidakseimbangan sistem yang ada di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer laut dan daratan di bumi.

Sehingga hal tersebut dapat berdampak pada seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. “Global Warming sebenarnya sudah menjadi topik hangat namun seperti diabaikan. Oleh karena itu, kami pada PKKMB 2023 ini ingin membuat aksi peduli akan bumi kita yang sudah kritis, ” terang Andika Setiyadi, Selasa (29/8/2023).

Teatrikal Stop Global Warming kali ini dimainkan para mahasiswa baru (maba)  Universitas Dr. Soetomo yang dilaksanakan di Lapangan depan Gedung F Universitas Dr. Soetomo. Sekurangnya 9 mahasiswa terpilih untuk memakai kostum yang menggambarkan dampak dari global warming. Seorang orator menyampaikan keresahan terhadap global warming. Sedangkan sejumlah mahasiswa lainnya tampil memegang poster untuk himbauan stop global warming.

Penampilan ke 9 orang dengan kostum yang menggambarkan akibat terjadinya global warming ini, merupakan penggambaran atas dampak global warming. Seperti misalnya, penebangan pohon (untuk menyuarakan banyaknya penabangan pohon secara liar); Paru-paru rusak (banyaknya polusi sehingga menyebabkan kerusakan serius pada organ tubuh).

Baca Juga :  Ini Pandangan Antropolog Belanda Tentang Islam Nusantara

Penumpukan sampah (untuk menyuarakan banyaknya masyarakat yang masih buang sampah sembarangan); Selang oksigen dari pohon (untuk menyimbolkan krisisnya udara yang bersih); Mayat tambang (untuk menyuarakan bahayanya tambang bagi penduduk sekitar); Limbah (untuk menyuarakan banyaknya pabrik-pabrik yang membuang limbah sembarangan).

Ada juga kostum Rumah kaca (untuk menyuarakan dampak bahayanya efek rumah kaca yang semakin lama semakin banyak); Pembakaran sampah (untuk menyuarakan banyaknya masyarakat yang masih membakar sampah); dan Pembakaran hutan (untuk menyuarakan bahayanya pembakaran hutan secara liar).

“Ke 9 orang yang memakai kostum tersebut mengelilingi miniatur globe dan orator yang menjelaskan kostum-kostum itu sebagai dampak dari global warming, ” ujar Andika Setiyadi.

Konsep dari teatrikal stop global warming ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan peduli lingkungan dan mengingatkan betapa pentingnya untuk menjaga bumi.  Soetomo Muda adalah generasi penerus bangsa yang nantinya diharapkan menjaga bumi ini menjadi lebih baik dan sehat lagi.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.