Smoothies Blueberry pada Gerimis Akhir Pekan

oleh -701 Dilihat

Foto: Kilas Jatim/Tqi

KILASJATIM.COM, Malang – Gerimis menebar segar pada malam selepas isya’ diakhir pekan, Sabtu (6/1/2024). Telpon genggam yang tergeletak di atas dipan berdering. Kawan dari sebrang mengajak jumpa, sekarang juga.

Nada suara diseberang sana nampak cemas dan emosi, menahan marah dan sedih. Dalam hati saya mbatin. Hal serius pasti terjadi, urusan itu pasti soal anaknya, seperti biasa diceritakan.

Dengan motor Vega, kami janjian di tempat makan tak jauh dari rumah. Ia memesan minuman manis asam rasa blueberry dan saya memesan kopi.

Nafasnya terengah, agak bergetar tepatnya. Ia bercerita tentang anaknya yang urung menikah. Sedang tanggal dan semua persiapan telah ready. Tinggal hari H nya saja.

“Aku kan cerita sama kamu, akhir bulan ini anakku menikah. Sovenir, undangan, baju seragam terima tamu dan surat-suratnya sudah rampung. Lha kok pacarnya membatalkan sepihak. Alasannya tidak cocok, bukan jodoh dan no hape anakku diblokir. Ya opo nurut kamu,” kata kawan satu ini dengan nafas naik turun.

“Minum dulu esnya, biar seger. Untung kita belum pesan catering,” kata saya.

Ia sedot sejumput es beraroma enak yang sampai pada hidung saya. Saya bisa merasakan kesedihannya. Sebab esok Senin (8/1/2024) ia mengajak melunasi catering untuk acara unduh mantu di rumahnya.

Sejak awal persiapan rencana pernikahan putranya, kawan ini selalu bercerita soal pacar anak laki-laki nya. Bekerja dimana, latar belakang keluarga serta tetek bengek lain.

Saya tahu, sejak awal ia kurang setuju. Sebab perempuan itu attitude nya kurang baik. Tetapi putranya terlanjur bucin. Jadi ia mengalah dari pada putranya kecewa. Dengan harapan dapat diperbaiki setelah menikah nanti.

Baca Juga :  Memiliki Empat Orangtua Disyukuri Saja dan Alam Bukan Tempat Pelarian

Sedang saya, sebagai kawan hanya bisa memberi masukan. Selain tempat mengeluh untuknya.

“Mungkin perempuan itu bukan yang terbaik untuk anakmu. Ada yang lebih baik untuknya. Kita berencana, tuhan menentukan,” kata saya.

Lantas ia bercerita ini-itu dengan gemetar. Sambil sesekali menyeka air mata. Ketika ia bercerita saya teringat botol minum sovenir pernikahan putranya. Kami beli botol itu di Caroline home decor yang juga menjual bermacam aksesoris.

“Akan di kemana kan botol minum sebanyak itu,” batin saya sambil memandanginya.

Setelah puas bercerita dan jam menunjukkan angka pukul 22.00 lebih. Tak lama lagi tempat makan ini hendak tutup. Ia pun menyudahi ceritanya. Sambil berjanji akan menghubungi saya esok pagi. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.