Pekerjakan Disabilitas dan Gakin, Pimpinan DPRD Kota Surabaya Kunjungi UMKM Arsyadina

oleh -449 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya: Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony mengunjungi Rumah Konveksi Arsyadina. UMKM tersebut merupakan binaan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Disana, Thony menyapa puluhan pekerja yang sedang tekun menjahit dan non jahit yang merupakan Gakin dan disabilitas. Mereka dipekerjakan atas rekomendasi dari Pemkot lewat Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) serta Dinas Sosial Surabaya.

“Saya kok tergelitik dengan UMKM Arsyadina ini, karena itu ingin melihat secara langsung kegiatan di rumah konveksi ini. Karena saya dapat info kalau disini memperkerjakan disabilitas. Ternyata, selain disabilitas, ada program dari Pemkot untuk melatih Gakin bekerja disini,” kata Thony, 10/6/2023.

Politikus Partai Gerindra itu memberikan apresiasi pada Pemkot. Menurutnya, upaya untuk memberdayakan Gakin dan disabilitas merupakan sebuah langkah tepat. Hal itu merupakan pola yang tepat untuk mengatasi kemiskinan dengan cara memberikan keterampilan pada masyarakat.

“Disini bisa kita lihat bersama bahwa ada kecerdasan hati, kecerdasan pikiran, dan manajemen yang baik. Saya sangat apresiasi langkah Pemkot ini,” kata Thony.

Saat yang sama, Owner Rumah Konveksi Arsyadina Muta’alliqu Rusydina menjelaskan bahwa pihaknya memberdayakan 42 Gakin. Namun untuk pekerjanya sendiri total ada 25 orang, dimana 21 orang merupakan disabilitas yang terbagi dalam 2 shift kerja. Para disabilitas yang bekerja sejak 8 bulan itu tak memiliki basic menjahit. Namun, ada mentor yang sebagiannya disabilitas yang mengajari ibu-ibu di rumah konveksi dengan telaten. Juga diajari keterampilan non-jahit seperti potong kain, pasang kancing, hingga bersih benang.

Mita, sapaan Muta’alliq, mengakui bahwa pekerja disabilitas punya kelebihan. Yakni, mereka bekerja dengan tekun dan lebih awet daripada pekerja reguler. Sebab, belakangan, ia kesulitan mencari pekerja yang awet bekerja di tempatnya.

Baca Juga :  Komisi B tinjau proses perbaikan jalan Diponegoro yang rusak akibat pengerjaan pipa PDAM

“Mereka ini mau belajar dan tekun. Bahkan, ketekunan itu yang membuat mereka sekarang bisa ahli di bidang menjahit, bahkan menjadi mentor untuk Gakin yang diberdayakan disini,” ungkapnya.

Mita menambahkan, saat ini salah satu produk andalannya adalah batik khas Surabaya yang dibuat dari kain combed dan jersey. Bahkan, produk tersebut telah berhasil terpajang di pameran di luar negeri.

Salah satu warga gakin yang mengikuti pelatihan menjahit, Yeni Ria mengaku sudah mengikuti pelatihan selama 4 hari dan dilatih oleh disablitas yang profesional. Ia selama ini belum pernah menjahit, bisa dikata nol dalam ilmu menjahit. Ketika dilatih Yeni mengaku tak ada kendala, bahkan mudah dipahami meski ada keterbatasan dalam hal penyampaian secara langsung.

“Ya menambah pengalaman. Karena selama ini tidak pernah dapat ilmu menjahit. Mudah-mudahan bisa menjadi bekal untuk menambah penghasilan,” ungkap Yeni. Perempuan warga Kecamatan Sukomanunggal itu mendapatkan pelatihan mulai dari memotong kain, membuat pola, gambar hingga menjahit. “Ya jadi dilatih dari proses sebelum jadi sampai jadi,” kata perempuan muda 21 tahun itu.

Camat Sukomanunggal Dwi Anggara Widyasukma yang hadir mengapresiasi para UMKM yang sudah memberdayakan baik disablitas maupun gakin. Pihaknya juga akan intens memberikan pendampingan. Bahkan ia mempunya gagasan untuk menitipkan gakin yang sudah terlatih kepada pengusaha agar lebih percaya diri dan mendapatkan ilmu lebih untuk menjadi enterpreneur.

“Kami tetap akan dampingi. Terutama untuk pemilihan tempat yang selama ini masih menggunakan aset Pemkot Surabaya. Tapi ke depan kami ingin mereka mandiri dengan melihat dan memilih tempat yang strategis untuk menjual produknya. Kami juga titipkan mereka ke pembina yakni pengusaha,”pungkasnya. (ADV/den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.