Ibu Dia Tidak Opras Tapi Editan

oleh -1405 Dilihat

Foto: Kilas Jatim/Tqi

KILASJATIM.COM, Malang – Ibu adalah generasi baby boomers yang lahir pada 1958. Sangat berjarak dengan teknologi Intelegensi Artificial (AI). Ia tak paham dunia internet apalagi mengedit foto, dari hitam jadi putih, dari tua jadi muda, dari wajah B aja jadi worth it.

Sebab kejujuran informasi yang terekam di kepalanya sejak lama. Melihat potret orang apa adanya, maka ia agak binggung ketika melihat spanduk bergambar wajah cawapres yang mendadak tampan sedang nama di bawahnya yang itu-itu juga.

“Eh iki anak e Jokowi kan,” katanya ketika kami jalan kaki menuju pasar siang itu.

“Iyo lah buk,” kata saya sekenanya, tanpa menoleh pada spanduk yang dipasang pada seng pembatas jalan.

“Apa habis operasi ya,” katanya.

“Operasi apa sih buk?”

“Operasi face off, seperti Lisa (korban KDRT penyiraman air keras pada 2006) iku lho,” jawab saya.

“Gak lah, kalau operasi ya ada beritanya buk. Jangan aneh-aneh ah.”

“Kamu ini diberitahu tidak percaya. Nanti pulang dari pasar lihat sendiri. Masak ibu bohong,” ibu meyakinkan dan saya iyakan sekenanya.

Benar saja, sepulang dari pasar ya lihat seng pembatas jalan. Jrenggg… Ada spanduk memasang potret tiga pria berbadan kekar. Mencitrakan diri laki-laki tampan dan rajin berolah raga. Ditunjukkan dengan ketegangan badan dan otot yang kencang di leher dan lengan.

Astaga Ketua Umum DPP PSI bersama anggota jajaran partai yang sedang nyaleg. Kaesang Pangarep, Koko Hardhianto Dirgantaro dan Robertus Dharma Surya. Melihat spanduk itu antara tertawa takut dosa tapi menggelikan.

Sejujurnya saya tidak tahu persis wajah kedua orang di samping kirinya. Benarkah seperti itu wajahnya, yang di edit hanya bodynya saja, saya tidak tahu. Yang pasti wajah Kaesang jauh dari yang ada sekarang.

Baca Juga :  Cerita Fun Walk yang Worth It

Dalam obrolan sepanjang jalan, ibu sempat menanyakan, jika dalam pemilu nanti apakah wajah Kaesang nampak seperti di spanduk. Hanya diperkecil dalam kertas pemilu atau wajah yang lain. Ibu saya nampak penasaran dengan tampilan AI di spanduk.

Ya, teknologi dan perkembangan edit mengedit menjadi asing bagi
generasi nenek-nenek yang jumlahnya mencapai 31,01 juta jiwa (11,56%) di Indonesia.

Bagi kita menjadi biasa saja. Melihat wajah editan sedemikian rupa. Dalam kamera hape pun, wajah hitam, berjerawat, bibir ndower, bisa menjadi cantik. Secantik Barbie. Itu pula yang membuat orang sering terkecoh saat kenalan di dunia maya. Fotonya cantik atau tampan ternyata apa adanya saat ketemuan.

Mungkin Kaesang tidak tahu jika wajahnya jadi sedemikian rupa. Sampai membuat ibu saya kepo. Mungkin itu bagian dari usaha kadernya untuk menarik masa. Entahlah.

Maafkan kawan-kawan jika ada yang tak suka hati, saya menuliskan ini. Tetapi ini sepenggal obrolan kami, ketika jalan kaki. Dan menjadi menarik bagi saya yang tak begitu peduli dengan berseliweran spanduk maupun baliho.

Tapi sejak ibu membahas soal itu saya jadi melihat spanduk. Dari yang berkopiah, sampai yang berambut putih, dari yang gendut tua jadi gemoy imut. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.