DPRD Desak Pemkot Surabaya Tuntaskan Persoalan Sampah

oleh -469 Dilihat
Istimewa

KILASJATIM.COM, Surabaya: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya kembali mendesak Pemerintah Kota Surabaya guna segera menuntaskan persoalan sampah dengan melaksanakan sejumlah langkah startegis. Desakan ini dengan melihat masih banyaknya kasus penumpukan sampah di sejumlah titik di Surabaya.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya AH Thony mengatakan, Pemkot harus lebih serius menangani persoalan ini agar tidak ada lagi penumpukan sampah di lingkungan sekitar. Terlebih sampai menggunung melebihi kapasitas di TPA Benowo. Saat ini, setiap hari akan ada 1.600 ton sampah yang dikirim ke TPA Benowo.

“Diklaim bahwa sampah plastik menurun. Tapi di sisi lain, sampah organik naik berlipat. Harus segera dilakukan langkah terukur dalam pengelolaan sampah ini,” kata AH Thony, Selasa, 26/7/2023.

Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyebutkan bahwa saat ini ada penurunan sampah plastik hingga 2 ton per hari. Salah satunya karena diterapkannya aturan bebas kantung plastik di toko modern dan supermarket. Sementara dari total 1.600 ton sampah di TPA Benowo, 60 persennya adalah sampah organik dan sisa-sisa makanan.

Melimpahnya sampah ini akan menjadi masalah serius jika sistem pengelolaannya manual, tidak maksimal dan tidak up to date. Jangan heran jika masih ada penumpukan sampah di lingkungan sekitar.

Menurut AH Thony, persoalan sampah di Surabaya mestinya sudah selesai. Apalagi indeks kualitas lingkungan hidup dalam Laporan Pertanggungjawaban Walikota 2022 kemarin dinyatakan baik. “Kenyataannya sampah masih menumpuk di TPA Benowo,” katanya.

Politisi Gerindra ini menilai penumpukan sampah bukanlah fenomena biasa. Oleh karena itu spirit mitigasi lingkungan harus dilakukan setiap saat. Tidak boleh hanya selesai pada tingkat seremoni publik.

Baca Juga :  Habiba Minta Camat dan Lurah Aktif Sosialisasikan Perwali 112 Tahun 2022

Penghargaan Bukan Tujuan Akhir

AH Thony menegaskan bahwa penuntasan persoalan sampah harus terus dilakukan. Surabaya tidak boleh terjebak di zona nyaman dan merasa puas dengan penghargaan-penghargaan pusat atas capaian lingkungan di kota ini. Karena penghargaan bukan tujuan akhir. Oleh karena itu, Pemkot harus meningkatkan ekspektasi dan target yang jauh lebih baik.

“Pemkot harus punya data yang konkrit akan pengelolaan sampah dan penumpukannya. Harus up to date dan terpercaya berdasarkan hasil identifikasi yang faktual tentang sumber, jenis, volume sampah dengan detail agar bisa diambil langkah untuk kemanfaatannya,” tandas Thony.

Sejauh ini, keberadaan bank-bank sampah sebagai tempat pemilahan sampah secara berkelanjutan dinilai cukup berhasil meminimalisir sampah. Untuk itu, Thony berharap bank-bank sampah ersebut emakin berdaya dan tidak malah mandek.

Pria asal Bojonegoro ini menyinggung bahwa kerap kali kita sering melihat keberhasilan usaha seseorang itu hanya dari keuntungannya. Tidak memasukkan variabel biaya untuk penghancuran limbah dan sampahnya. “Kalau biaya penghancuran dan hasilnya tak sebanding, harus dievaluasi,” kata Thony yang mulai mengembangkan teknologi sederhana penghancur sampah.

Dia juga ingin memastikan pengelolaan sampah dengan mengembangkan pemberdayaan 600 bank sampah yang tersebar di seluruh pelosok kampung harus optimal. “Intinya kalau sistem yang dipilih antara hasil dan biaya penghancuran limbahnya tidak sebanding, ya perlu di evaluasi,” tegasnya.

Kendala di PLTS TPA Benowo

Pengoperasian PLTS di TPA Benowo menjadi harapan baru bagi masyarakat Surabaya. Karena pembuangan tersebut telah dikelolah dengan baik yang diintegrasikan dengan Pembangkitan Listrik Tenaga Sampah.

Tetapi sampai saat ini, ternyata pengoperasian PLTS Benowo masih terkendala karena proses penghancuran yang belum maksimal. Dalam hal ini, Pemkot telah melibatkan masyarakat untuk membantu proses pengolahan dan penghancuran sampah. Masyarakat dilibatkan dalam pembuatan kompos. Semua harus bergerak menanggulangi sampah.

Baca Juga :  Tenun Ikat Kota Kediri Harus Digelorakan

Terkait over supply sampah di TPA Benowo, Thony merekomendasikan agar langkah penghancuran dengan tetap memperhatikan lingkungan yang aman. “Kalau memungkinkan dilakukan pembakaran, ya dilakukan pembakaran saja. Yang penting ada edukasi. Sampah mana yang boleh dibakar dan tidak, karena bisa menimbulkan polusi,” kata Thony.

Selain itu, penghancuran sampah dengan cara dibakar bisa dilakukan dengan aman sehingga tidak memantik munculnya bahaya kebakaran hunian. Misalnya di tempat yang steril dan aman. Tidak di tengah hunian padat.

Selanjutnya, AH Thony juga meminta agar Pemkot Surabaya juga memperhatikan pengelolaan sampah gragal atau sisa material bangunan. Selain masyarakat kesulitan setelah merobohkan bangunan lama, konsep reuse bisa dialihkan ke sampah gragal ini.

“Pemkot bisa menyediakan lahan khusus untuk mengolah kembali sisa material gedung dan bangunan lama yang diambrukkan. Gedung bertingkat yang dibangun juga perlu sampah gragal. Pemkot harus menjangkaunya agar tidak susah,” kata AH Thony.(den/ADV)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.