Sambut Hari Raya Nyepi 2025, Ribuan Umat Hindu Banyuwangi Gelar Pawai Budaya

oleh -637 Dilihat

KILASJATIM.COM, Banyuwangi – Ribuan umat Hindu di Banyuwangi menggelar pawai budaya dalam rangka menyambut perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 pada Sabtu (22/3). Kegiatan ini berlangsung meriah dengan menampilkan puluhan Ogoh-ogoh beraneka rupa dan ukuran di sekitar Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karetan, Kecamatan Purwoharjo.

Patung-patung raksasa yang merupakan representasi Bhuta Kala atau sifat-sifat negatif dalam diri manusia dan alam semesta diarak oleh pemuda Hindu (yowana) dari berbagai Sekaa Teruna Teruni (STT) di Banyuwangi. Kreasi Ogoh-ogoh ini dibuat sendiri oleh para peserta, mulai dari bentuk raksasa menyeramkan hingga figur mitologis lainnya. Suasana pawai semakin semarak dengan iringan gamelan Bali yang bertalu-talu.

Pawai budaya Hindu ini menarik perhatian masyarakat Banyuwangi dari berbagai latar belakang suku dan agama yang memadati sepanjang rute pawai. Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, yang turut hadir menyaksikan, menyampaikan bahwa pawai Ogoh-ogoh bukan sekadar atraksi budaya, tetapi juga mencerminkan kekayaan tradisi dan semangat toleransi yang tumbuh subur di Banyuwangi.

“Pawai ini merupakan aset berharga yang harus kita jaga bersama. Pemkab Banyuwangi akan terus mendukung kegiatan keagamaan dan kebudayaan sebagai bagian dari upaya merawat kebinekaan serta memperkuat persatuan,” ujarnya.

Wabup Mujiono menambahkan, meskipun pelaksanaan pawai bertepatan dengan bulan Ramadan, kegiatan ini tetap berjalan dengan lancar, menunjukkan toleransi antarumat beragama yang harmonis di Banyuwangi.

Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi, Sardiyanto, mengungkapkan bahwa pawai budaya Hindu tahun ini diikuti oleh sekitar 3.000 umat Hindu yang berasal dari Kecamatan Purwoharjo, Bangorejo, serta komunitas Hindu dari Kampung Bali, Patoman. Ia juga menjelaskan bahwa pawai Ogoh-ogoh merupakan bagian dari upacara Tawur Kesanga, yang bertujuan untuk menetralisir energi negatif sebelum memasuki kesucian Hari Raya Nyepi dengan Catur Brata Penyepian.

Baca Juga :  Khofifah-Emil Resmi Pimpin Jatim 2025-2030, Ajak Warga Bersatu Membangun

“Ogoh-ogoh ini melambangkan Bhuta Kala atau energi negatif yang perlu dilebur. Setelah diarak, patung-patung ini akan dibakar sebagai simbol pembersihan diri dan alam semesta,” jelas Sardiyanto.

Usai pawai, umat Hindu akan melanjutkan persiapan menyambut Hari Suci Nyepi pada Senin, 29 Maret 2025, dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian, yaitu Amati Geni (tidak menyalakan api/cahaya), Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).(zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.