KILASJATIM.COM, Probolinggo – Sebanyak 53 orang guru SMP negeri/swasta di Kabupaten Probolinggo mengikuti lomba pembuatan bahan ajar berbasis digital/komputer yang digelar oleh Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo di aula SMPN 2 Kraksaan, 25-26 November 2019.
Kegiatan yang digelar untuk memperingati HUT ke-74 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2019 ini dihadiri oleh Kepala Bidang Pembinaan SMP Dispendik Kabupaten Probolinggo, Saiful Anwar didampingi Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMP Dispendik Kabupaten Probolinggo Yuli Agus, Ketua PGRI Kabupaten Probolinggo Purnomo, Kepala SMPN 2 Kraksaan Miswagiyanto serta Pengawas SMP Kabupaten Probolinggo.
Lomba pembuatan bahan ajar berbasis digital ini dilakukan dalam dua tahap yang masing-masing diikuti oleh 26 orang dan 27 orang. Tim penilai sebanyak tiga orang dari Pengawas SMP Kabupaten Probolinggo yang sudah memiliki sertifikat nasional. Dari lomba ini nantinya akan diambil juara 1, 2, 3, harapan 1 dan harapan 2.
BACA JUGA: SBLK Diharapkan Menjadikan Anak Indonesia Dapat Merasakan Proses Belajar Yang Menyenangkan
Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Dewi Korina melalui Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter SMP, Yuli Agus mengatakan lomba pembuatan bahan ajar berbasis digital ini bertujuan untuk mencari guru-guru yang profesional di bidang pembuatan bahan ajar menggunakan komputer, khususnya dari kalangan guru-guru yang masing muda.
“Fokus utamanya adalah mampu membuat bahan ajar berbasis komputer, sehingga guru SMP bisa menerapkan pembelajaran menggunakan komputer. Memang di era digital saat ini, seorang guru ke depannya harus mampu menguasai komputer dalam pembelajarannya,” katanya.
Yuli Agus menjelaskan bahwa pelaksanaan lomba pembuatan bahan ajar berbasis digital ini diharapkan bisa berkelanjutan. Dengan demikian, penerapannya bisa dilakukan di masing-masing sekolah.
BACA JUGA: Pemkot Terima Donasi Beasiswa Pendidikan Rp 5 Miliar
“Harapannya, ke depan bisa menjadikan guru yang profesional serta menerapkan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis digital. Sehingga nantinya tiap sekolah sudah tidak menggunakan papan tulis lagi, tetapi melalui layar LCD,” jelasnya.
Jika gurunya sudah menggunakan komputer jelas Yuli Agus, maka harapannya nanti bisa diikuti oleh para muridnya. “Ini merupakan sebuah upaya untuk mewujudkan adanya pembelajaran yang menyenangkan bagi guru dan murid. Selain itu, guru-guru nantinya juga bisa berpartisipasi dalam mengisi aplikasi rumah belajar dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” pungkasnya. (hms/kj23)