Petranesian Asal Surabaya Ini Mengajar Hingga Papua

oleh -145 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Pandu Wiguno Tresno, Petranesian alumni asal Kota Surabaya ini pernah mengajar ke sejumlah pelosok Indonesia. Bahkan hingga ke Papua. Saat ini memilih mengajar di kawasan Surabaya barat, di sebuah sekolah gratis bagi masyarakat pra sejahtera.

“Guru itu salah satu orang yang mempunyai peranan besar bagi orang lain untuk menggapai mimpinya.” kata Pandu menyampaikan alasan atas profesi pilihannya. Semangat yang terus menyala, tak padam dalam diri Pandu Wiguno Tresno memberinya kekuatan untuk berkarya sebagai guru.

Cita-cita Pandu yang menempuh pendidikan di Elementary Teacher Education atau PGSD PCU (Petra Christian University) angkatan 2017 ini tumbuh sejak SMA. Melewati beragam rangkaian proses pembelajaran hingga kegiatan kemahasiswaan. Perjalanan pria yang hobi memasak ini sangat seru selama kuliah. Salah satunya kala itu dengan menjadi relawan pada bencana gempa bumi yang berlangsung di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, pada tahun 2018, tepatnya di Dusun Lenek.

Selama seminggu, ia mengajar di kelas untuk anak-anak yang terdampak. Dalam sehari, ia harus mengajar di empat desa yang berbeda mulai pagi hingga sore. Tak hanya itu, Pandu juga ikut andil dalam melakukan pemulihan mental dan trauma anak-anak yang terdampak bencana ini. Di hari terakhir saat hendak meninggalkan desa, anak-anak yang menjadi muridnya melepas kepergian Pandu dengan penuh haru. Bahkan, mereka mengejar mobil yang ditumpanginya sambil melambaikan tangan sampai 500 meter jauhnya.

Tiga tahun kemudian, di bulan Januari 2021, Pandu menjajaki panggilan barunya untuk melayani sebagai pengajar di Papua. OB Anggen School menjadi tempatnya berlabuh. Pemuda ini melayani di empat cabang sekolah tersebut yang berada di Kabupaten Tolikara hingga Mamberamo Tengah. Di sana, Pandu mengajar sekitar 300 anak-anak, para calon penerus bangsa, dan menghadapi tantangan demi tantangan.

Baca Juga :  FTI PCU Cetak Lulusan Unggul, Bukti Ready for LEAP & Table Top Networking 2024

“Bisa dibilang di sana hampir tak terjamah modernisasi. Tidak ada listrik dan tidak ada sinyal,” kata Pandu. Tapi tekadnya untuk mencerdaskan anak-anak bangsa jauh lebih kuat. Dua tahun Pandu memberi terang di sana. Dan saat ini, Pandu sudah kembali berada di kota Surabaya.

“Saya rindu untuk melayani anak-anak miskin di kota-kota besar, di mana mereka sering kali mendapatkan diskriminasi dari orang di sekitar mereka. Padahal anak-anak ini juga punya mimpi yang tak kalah tinggi. Saya rindu menjadi bagian dalam proses menggapai mimpi mereka,” ujar pria kelahiran tahun 1999 itu.

Dan sejak Juni 2023, Pandu mengajar di SDTK Pelita Permai di Surabaya Barat. Sebuah sekolah yang didirikan oleh Liana Christanti itu merupakan sekolah gratis bagi masyarakat pra sejahtera, khususnya di daerah Surabaya barat. Pandu menjadi guru kelas 4 SD yang mengajar Tematik dan Matematika sekaligus menjadi wali kelas.

Tidak hanya itu, Pandu juga memberikan bimbingan belajar gratis untuk mata pelajaran Bahasa Inggris. “Panggilan melayani anak-anak kurang mampu akan terus saya jalani. Bahkan saat ini, saya masih terus mencari lembaga-lembaga pelayanan anak-anak kurang mampu, supaya makin banyak anak-anak yang bisa saya jangkau,” tutup Pandu.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News