Pneumonia Misterius Serang Anak-anak di China

oleh -279 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – China kembali disorot setelah kasus pneumonia misterius yang muncul dan menyerang anak-anak beberapa waktu terakhir. Banyak pasien mulai memenuhi layanan kesehatan hingga membuat tim medis kewalahan.
Namun, otoritas kesehatan China memastikan bahwa tidak ada patogen baru atau tidak biasa yang memicu kasus penyakit tersebut. Hal ini juga selaras dengan yang disampaikan Direktur Departemen Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi Pandemi di WHO Maria Van Kerkhove.

Ia menilai sejauh ini pneumonia misterius berkaitan dengan efek pencabutan pembatasan COVID-19. Banyak anak tertular patogen yang selama ini terhindar saat pemerintah menerapkan lockdown di masa pandemi.

“Kami bertanya tentang perbandingan sebelum pandemi. Dan gelombang yang mereka lihat sekarang, puncaknya tidak setinggi yang mereka lihat pada tahun 2018-2019,” kata Van Kerkhove dalam sebuah wawancara, dikutip dari Reuters Selasa (28/11/2023).

“Ini bukan merupakan indikasi adanya patogen baru. Hal ini sudah diperkirakan terjadi. Inilah yang ditangani sebagian besar negara satu atau dua tahun lalu,” tegas dia.

Sejauh ini, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China, Mi Feng, mengatakan pertumbuhan kasus ini didorong oleh virus influenza serta rhinovirus, virus pernapasan syncytial (RSV), adenovirus, dan mycoplasma pneumoniae. Infeksi akibat mycoplasma pneumoniae cukup meningkat sejak awal bulan Mei.

Dikutip dari laman Insider, orang yang terinfeksi mikoplasma mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengidap kondisi tersebut. Itu merupakan sejenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan ringan, bahkan bisa sembuh tanpa penggunaan antibiotik.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengungkapkan hal ini terkadang bisa menyebabkan infeksi paru-paru lebih serius hingga pasien harus dirawat inap. Bakteri ini juga menjadi penyebab jenis pneumonia yang dikenal sebagai pneumonia atipikal atau ‘walking pneumonia’.

Baca Juga :  Kamu Susah Tidur? Yuk, Intip 5 Kebiasaan Ini Agar Tidurmu Nyenyak

Pneumonia menyebabkan saluran udara membengkak, kantung udara di paru-paru terisi lendir dan cairan lain, serta demam tinggi dan batuk berlendir. Namun jika diklasifikasikan sebagai penyakit atipikal, orang tersebut mungkin merasa cukup sehat untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.

Orang yang terinfeksi bakteri ini akan mengeluhkan beberapa gejala seperti pilek atau flu yang parah. Gejalanya meliputi:

Sakit tenggorokan
Kelelahan
Nyeri atau ketidaknyamanan dada
Demam ringan
Batuk
Bersin
Sakit kepala

Penyebaran Mycoplasma

Menurut CDC, mycoplasma atau mikoplasma ini menyebar melalui droplet. Artinya, saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin, akan melepaskan percikan yang mengandung bakteri ke udara hingga mungkin menular ke orang lain yang tak sengaja menghirupnya.

Bakteri ini lebih berisiko menyerang beberapa kelompok, seperti anak di bawah usia dua tahun, lansia di atas 65 tahun, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.

Jika pneumonia disebabkan oleh bakteri seperti mikoplasma, kondisi itu dapat diobati dengan antibiotik serta obat bebas untuk membantu meringankan gejalanya. Ini bisa berlangsung dari empat hingga enam minggu dengan batuk biasanya menjadi gejala yang paling lama bertahan. (bbs/nic)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.