KILASJATIM.COM, Surabaya – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mulai membuka peluang ekspor ke pasar alternatif sebagai langkah antisipasi terhadap potensi dampak dari kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, pada Rabu (9/4/2025).
“Jadi kita tidak boleh berandai-andai, tapi harus bersiap-siap. Misalnya, kalau kita harus mencari pasar ekspor alternatif, ke mana saja bisa dituju,” ujar Emil Dardak.
Emil mengakui bahwa Amerika Serikat selama ini menjadi salah satu pasar utama ekspor bagi Jawa Timur, khususnya untuk produk furnitur dan alas kaki. Namun, ketergantungan pada satu negara dinilai berisiko dalam situasi geopolitik dan ekonomi yang tidak pasti.
“Jadi ya kita harus mulai eksplorasi pasar-pasar alternatif. Jangan hanya Amerika yang jadi andalan utama untuk mengirim furniture dan alas kaki,” tegasnya.
Menurut Emil, para pelaku usaha di Jatim harus mulai mempersiapkan diri. Diversifikasi ekspor menjadi langkah strategis, tidak hanya untuk mengantisipasi kemungkinan hambatan dari Amerika, tetapi juga untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.
“Ini bukan soal mengantisipasi penurunan ekspor ke Amerika saja, tapi memang kita harus menumbuhkan ekspor dan mendiversifikasikan pasar kita,” jelas Emil.
Langkah ini juga sejalan dengan status keanggotaan Indonesia dalam BRICS+, blok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang resmi diikuti Indonesia sejak 6 Januari 2025. Dengan menjadi bagian dari BRICS+, Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk memperluas pasar ke negara-negara anggota blok tersebut.
Emil berharap para pengusaha Jawa Timur dapat menangkap peluang ini dengan aktif menjajaki pasar baru, khususnya di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang potensial. (dra)