Orang Ketiga Diduga jadi Pemicu Penganiayaan Dini Sera Afrianti

oleh -1262 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Terungkap motif pembunuhan yang diawali oleh penganiayaan terhadap Dini Sera Afrianti (29) dilakukan oleh Gregorius Ronald Tannur (31) anak anggota DPR.

Kematian korban diduga lantaran dipicu ada sosok orang ketiga. Hal itu dibenarkan oleh Kuasa hukum keluarga korban, Dimas Yemahura Alfarauq.

Ia tak menampik, kehadiran ‘orang ketiga’ memicu perseteruan yang terjadi diantara sejoli tersebut. Apalagi, beberapa hari sebelum insiden nahas tersebut, korban sempat membuat unggahan melalui akun TikTok pribadi korban @bebyandine.

Unggahan tersebut bertuliskan, ‘Ceweknya mati-matian jaga hati buat cowoknya. Eh cowoknya mati-matian buat matiin ceweknya’.

Kendati demikian, Dimas mengaku, pihaknya sangat terbuka dengan segala bentuk kemungkinan penyebab atau motif dugaan aksi penganiayaan yang dilakukan oleh terlapor GRT.

Apalagi, sampai Jumat (6/10/2023), pihak Satreskrim Polrestabes Surabaya belum menyampaikan perkembangan terbaru secara lengkap mengenai hasil penyelidikan kasus tersebut.

“Kalau itu memang iya, karena sempat curhat semacam itu. Tapi ini hubungan mereka bukan hubungan seperti suami istri (statusnya). Si terlapor ini, punya cewek lain. Iya (kemungkinan) diduga seperti itu. Tapi nanti di-update lagi. Intinya kami masih menunggu keterangan lengkap dari polisi,” ujarnya,  Jumat (6/10/2023)

Dimas menerangkan, hubungan percintaan antara GRT dan Dini belum genap setahun. Mereka diketahui baru berpacaran lima bulan.

Dimas mengungkapkan, GRT diduga sempat beberapa kali melakukan kekerasan fisik pada Dini selama berpacaran.

“Kalau informasi dari beberapa temannya, pernah beberapa kali Dini mengalami perlakuan itu. Selama kurun 5 bulan menjalani hubungan. Informasinya begitu,” katanya.

“Tapi yang paling parah hingga terjadi sampai seperti ini, bahkan Dini sampai mengirim voice note pada temannya,” lanjutnya.

Baca Juga :  Gregorius Ronald Tannur Kini Dijerat Pasal Pembunuhan

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dini bekerja sebagai freelance. Dan ia menegaskan, Dini tidak bekerja di dalam tempat hiburan yang menjadi lokasi dirinya terkapar.

Uang hasil bekerja di kota Surabaya selalu dikirimkan untuk keluarga dan anak semata wayang Dini yang berusia 12 tahun.

“Satu anak, 12 tahun. Sejak lahir, ditinggal mencari nafkah. Si Dini belum pernah ketemu anaknya. Tapi, ujungnya dia MD sekarang. (Profesi) berganti ganti, freelance,” pungkasnya.

Diketahui bahwa Dini meninggal dunia setelah diduga dianiaya dan disekap dalam bagasi mobil hingga lemas dan muntah darah.

Dini merupakan warga Gunung Guruh Girang, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat. Dini merupakan ibu satu anak berstatus single parent. (bbs/fiq)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.