Menggapai Harapan di Lereng Bromo, Kisah Guru dan Siswa SDN Sariwani 2

oleh -542 Dilihat

Foto: Ist/Inovasi

KILASJATIM.COM, Probolinggo – Film dokumenter berjudul “Niti Kaweruh – Menggapai Harapan di Lereng Bromo”, berkisah tentang SDN Sariwani 2, sekolah kecil mengatasi masalah kekurangan guru dan siswa di kawasan pegunungan.

Yunda Siti Nabila, Communication Officer INOVASI, menyampaikan film produksi INOVASI bekerja sama dengan Pemkab Probolinggo ini menceritakan, bagaimana SD di lereng Bromo termasuk sekolah kecil dengan jumlah guru dan siswa yang terbatas.

Mayoritas muridnya merupakan suku Tengger. Dengan tingkat kehadiran di kelas rendah, sebab mereka membantu orang tua bekerja di ladang, diajak ke pasar, atau aktif terlibat di setiap upacara adat. Guna membantu dan menjaga keberlangsungan tradisi budaya leluhur.

Ketika Metode Pembelajaran Kelas Rangkap (multigrade teaching), seorang guru mengajar dua jenjang sekaligus, dalam satu ruang di waktu yang sama. Kelas I dan II digabung jadi satu, kelas III dan IV, serta V dan IV.

Ketika metode ini dipraktikkan di sekolah ini, sedikit demi sedikit terjadi perubahan. Siswa lebih aktif dalam belajar, sekaligus lebih efisien. Jika dalam satu sekolah membutuhkan enam guru pengajar, dalam metode ini hanya membutuhkan setengahnya.

Untuk melaksanakan program tersebut, kepala sekolah dan guru mendapat pelatihan multigrade. Juga
berkampanye pendidikan pada hari-hari raya adat Tengger.

“Kami mengunjungi siswa dihari adat, ketika orang tua di rumah.Ternyata, ada dampak positifnya. Kedekatan komunikasi antara wali murid dan tim sekolah menjadi sangat baik,” ungkap Suhandoyo, Kepala SDN Sariwani 2.

Sumardi, guru kelas I dan II SDN Sariwani 2 menambahkan, saat berkunjung ke 24 rumah siswanya. Tim sekolah memberikan pengertian pentingnya pendidikan di sekolah.

“Pendekatan dilakukan bersama tokoh masyarakat, agama dan adat. Kami memberikan pemahaman kepada wali murid, agar tidak menjemput anaknya saat pelajaran berlangsung,” terang Sumardi.

Baca Juga :  Revitalisasi Sungai Brantas, Pemprov  Kolaborasi Dengan  Perguruan Tinggi - Luncurkan KKN Mahasiswa Brantas Tuntas  

Sedang Dukuh Pandita Desa Dari wanita, Joko Suwanto, bertugas menjelaskan kepada masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan dan pentingnya pendidikan bagi anak-anak.

“Saya bilang ke warga, saat ada hajatan, sebaiknya anak tidak terlalu lama bolos. Libur saat hari H saja. Kan kasihan, bapak-ibu gurunya datang, tetapi muridnya tidak,” ungkapnya.

Dan, film Niti Kaweruh yang berdurasi sekitar 35 menit ini diluncurkan di Pendopo Kabupaten Sidoarjo pada 3 Oktober 2023 lalu. Momen ini bersamaan dengan kegiatan Kunjungan Pemantauan Bersama oleh INOVASI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Kedutaan Besar Australia.

Dr Abdul Halim Muharram MPd, Widyaprada Ahli Utama, Direktorat Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek, mengungkapkan akhirnya menemukan sebuah jawaban dari pertanyaan besar dalam memberikan pelayanan pendidikan.

“Di area ini masyarakat boleh disebut terisolir. Karena berada di pegunungan, maka ada keterbatasan akses pada beberapa hal. Tetapi, mereka sangat terbuka dalam pemberian layanan pendidikan,” katanya.

Sementara itu, Heri Sulistyanto SSos MSi, Pit Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, mengatakan, Pemkab Probolinggo berkomitmen akan terus menerapkan program ini di masa mendatang. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keaktifan siswa hadir di sekolah, Pemkab Probolinggo juga membuat program Ayo Kembali ke Sekolah.

“Melalui program itu, kami berharap tidak lagi ada anak-anak yang tidak datang ke sekolah atau tidak berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi,” tegasnya.

Sedang Mark Heyward PhD, Direktur Program INOVASI, menuturkan metode multigrade berlangsung pada 2018 hingga 2019 di Kabupaten Probolinggo. Delapan SD di Kecamatan Sukapura menjadi sekolah pilot multigrade. Kini berkembang menjadi 136 SD yang mengimplementasikan kelas rangkap dengan pembiayaan mandiri. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.