KILASJATIM.COM, Surabaya – Sistem keamanan siber Mata Elang Network-based Intrusion Detection System (NIDS) besutan tim riset Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) kini tengah dipersiapkan untuk meraih sertifikasi internasional Common Criteria (CC) Evaluation Assurance Level (EAL) 3. Upaya ini dilakukan bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk memperkuat kemandirian keamanan siber Indonesia.
Mata Elang NIDS berfungsi memantau lalu lintas server secara real-time untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan potensi serangan siber. Sistem ini diharapkan mampu menjadi lini pertahanan strategis pada infrastruktur informasi vital (IIV) Indonesia, seperti energi, transportasi, telekomunikasi, perbankan, kesehatan, hingga pemerintahan. “Sistem ini otomatis memberi peringatan jika ada aktivitas anomali sehingga serangan siber dapat segera diatasi. Efisiensi administrasi jaringan pun tercapai, dan data hasil deteksi bisa menjadi dasar pengambil kebijakan,” terang Dr. Ferry Astika S, Ketua Tim Pengembang Mata Elang NIDS PENS.
Ia menambahkan, NIDS diletakkan di titik strategis yang bisa menjangkau seluruh aktivitas dalam jaringan. Dengan begitu, permasalahan sekecil apapun dapat segera ditangani. “Total dokumen untuk pengajuan sertifikasi ini ada enam buah, satu sudah selesai. Masih ada lima dokumen lagi yang harus disiapkan. Proses pengajuan umumnya satu tahun, namun kami berharap Desember akhir tahun ini bisa terselesaikan semuanya, termasuk ujian dari BSSN,” tambah Ferry Astika.
Sementara itu, Sutoro, S.S.T.TP., MT., Koordinator Tim Sertifikasi BSSN, menegaskan pentingnya sertifikasi ini untuk kedaulatan digital bangsa. “Jika kita ingin infrastruktur vital dilindungi produk dalam negeri, maka harus ada evaluasi objektif dan transparan. Sertifikasi ini adalah komitmen menuju kemandirian keamanan siber Indonesia,” jelasnya.
Dengan proses sertifikasi EAL3 ini, Mata Elang NIDS akan menjalani evaluasi mendalam, mulai dari dokumentasi, tata kelola pengembangan, hingga uji ketahanan terhadap ancaman realistis. Keberhasilan program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk karya anak bangsa, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada teknologi asing.(tok)





