Ketakutan, Perempuan dan Payudaranya

oleh -953 Dilihat

KILASJATIM.COM, Malang – Seorang kawan mengabarkan, ia sedang cuti, setelah dokter melakukan biopsi pada payudaranya.

Kami ngobrol panjang lebar, tentang hal yang baru saja ia alami. Saya menangkap kekhawatiran, ketakutan tepatnya. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan keganasan.

Ia takut payudaranya diamputasi. Takut membayangkan sakit dan ngeri jika melihat hasil operasinya. Takut suaminya kawin lagi dan masih banyak lagi. Curhatan kawan tersebut, merembet pada saya. Bagaimana jika kita mengalami hal serupa? Entahlah saya juga ngeri.

Sedang suara di seberang sana masih belum berhenti bicara. Saya mendengarnya bercerita. Sambil menahan rasa campur aduk. Saya raba payudara, sambil berdoa semoga baik-baik saja.

Menurut kawan saya, awalnya ia tak merasa sakit. Hanya njarem saja. Lama-lama ada sedikit “grenjel” bila diraba, meski tidak sakit. Dari sana ia memeriksakan diri ke dokter. Dokter pun melakukan biopsi, sebelum melakukan tindakan lebih lanjut.

“Ngerti kan, menunggu itu nggak enak. Saben malam tidak bisa tidur. Jangan bilang disuruh doa ya, itu pasti,” katanya sambil tertawa.

Ia menghibur diri nampaknya, atau menghibur saya juga yang mendengar ceritanya.

Kekhawatiran saya, bukan tanpa alasan. Dalam setahun terakhir dua adik ibu saya, melakukan operasi pengangkatan payudara sebelah kanan.

Adakah masalah genetik dalam keluarga ibu. Entahlah. Atau pola makan, terlalu banyak micin kata orang. Atau bahan pengawet? Saya tidak tahu.

Yang pasti curhatan kawan saya dan kejadian yang dialami dua adik ibu, mengirim sinyal waspada. Terakhir, sebelum sambungan diputus.

Ia berpesan agar menjaga kesehatan, pola makan dan sering-sering memeriksa kesehatan payudara kita. Terimakasih kawan, telah mengingatkan. Semoga kamu, saya dan kita semua diberi kesehatan. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga :  Akhir Pekan Bersama Presiden Penyair Indonesia

No More Posts Available.

No more pages to load.