Hening Subuh Pertama di Tahun 2024, Semoga Lebih Baik dari Sebelumnya

oleh -746 Dilihat

KILASJATIM.COM, Malang – Semesta hening, tak terdengar suara kembang api atau sound dang-dung menusuk telinga. Tahun telah berganti. Mereka masih lelap setelah semalam menanti perubahan angka dari 2023 menuju 2024.

Masih sekitar pukul 03.00 kurang dikit ketika kakak njawil lengan kiri. Pas enak-enaknya lelap, “Saur” katanya. Empat hari terakhir sebelum berganti tahun kami berpuasa, membayar hutang puasa Ramadan tahun lalu yang belum tuntas.

Pagi yang senyap saya hirup kopi robusta Dampit perlahan-lahan di depan pintu teras kamar. Semesta hening, mereka masih lelap usai pesta kembang api semalam. Bersama kenangan masa lalu dan impian masa depan. Perut kenyang, setelah melahap jagung bakar, mie instan atau barbeque semalam.

Hening, suara lantunan ayat suci berkumandang sayup-sayup, memenuhi langit gelap sisa hujan semalam. Saya pandangi sekitar. Apa akan terjadi esok dan seterusnya. Ketika berita perang masih berseliweran, ketika roket Israel menghantam rumah di Gaza Palestina dan potret bayi-bayi bergelimpangan.

Ketika manusia perahu Rohingya makin berdatangan. Menyulut marah warga sekitar. Penolakan dan ujaran ketidak sukaan makin kuat. Bersama suara kebencian dan mosi tak percaya keberadaan UNHCR, lembaga yang ngurusi pengungsian dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tak perlu saya jelaskan di sini, dalam medsos Instagram, anda tinggal menulis Rohingya maka informasi akan muncul dengan sendirinya. Ada yang mendukung mahasiswa Aceh ketika mengusir manusia perahu, tak sedikit yang menghujatnya.

Tapi inilah kenyataan, ketika kabar dari negara sebelah Malaysia mengabarkan imigran ini minta gak tanah, terguncang lah dunia net. Ditambah perilaku mereka yang tidak patut sekian tahun lalu sangat melukai warga Aceh.

Baca Juga :  Wali Kota Malang Ajak ASN Terus Berinovasi

Sebagai warga dunia maya dan nyata. Seringkali kita dituntut berpihak. Dalam obrolan kami sekeluarga, tentu saya sampaikan. Bila harus memilih, tentu memilih keluarga sebangsa lah, sembari meyakinkan persatuan NKRI lebih utama.

Ketika mosi penolakan kian digaungkan dengan segala pertimbangan kekhawatiran. Akan ahlak etnis ini yang kurang baik, semerti menuntut hak tanah di Malaysia. Mogok makan, minta makanan enak dan membuang bantuan warga. Segalanya terekam foto, video yang berseliweran di layar hape dan tersimpan dalam ingatan.

Satu lagi yang lagi nge hits. Kisah bundir, bunuh diri. Akhir-akhir ini turut meramaikan berita baik koran, televisi dan medsos. Bermacam motif menyertai keputusan para pelaku. Dari urusan sekolah, asmara, warisan, sakit tak kunjung sembuh dan terlilit pinjol yang paling utama.

“Dipikir mati enak. Ga ngerti ne nok akherat ditagih utang karo malaikat,” begitu kata Menel kawan saya suka mengomentari kasus bundir karena lilitan hutang.

Cangkir masih panas, kopi saya seruput pelan bersama pikiran yang melayang. Suara mengaji dari toa masjid kian keras pertanda azan segera berkumandang. Saya raih tangkai cangkir, baru saja bibir mendekat pada ujung cangkir, azan menggema.

Selamat tahun baru, selamat menikmati hari pertama Senin (1/1/2024) di tahun ini. Semoga penuh berkah dan membuat hidup lebih baik dan baik lagi dari sebelumnya. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.