Ditutup, Ini Sejarah Panjang dan Berliku JMP sebagai Grosir Ternama di Surabaya

oleh -286 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Sebuah kabar mengejutkan datang dari dunia ritel Indonesia. Mall ikonik di Jembatan Merah, Kota Surabaya, dikabarkan berhenti beroperasi. Mall yang dikenal dengan nama Jembatan Merah Plaza (JMP) itu akan ditutup pada akhir bulan April 2024 ini.

Penyebab JMP Ditutup

Sebenarnya, mall JMP 2 saja yang ditutup. Sementara JMP 1 yang berada di bagian depan masih bertahan.

Penutupan salah satu pusat grosir di Kota Surabaya ini disebut-sebut akibat sepi pembeli sejak Pandemi Covid-19 awal tahun 2020.

Selain Covid-19, pusat perbelanjaan di kawasan bersejarah ini sepi karena semakin maraknya jualan online.

Saat ini diperkirakan hanya ada 20 toko atau kurang dari 10 persen dari total sekitar 250 stand yang masih buka.

Penutupan pusat perbelanjaan di dekat Jembatan Merah ini tentu saja sangat disayangkan oleh berbagai pihak.

Masalahnya, JMP dibangun dengan sejarah yang panjang dan berliku. Selain itu, JMP juga merupakan pusat grosir ternama di Surabaya.

Diresmikan Tahun 1995

Sejarah JMP cukup menarik untuk dikulik karena berada di dalam kawasan monumen Jembatan Merah yang dibangun sejak era VOC.

Jembatan Merah Plaza Surabaya yang telah berusia 29 tahun tersebut resmi beroperasi pada tanggal 18 Maret 1995.

Dibangun di Atas Lahan Bekas Gudang

Pusat perbelanjaan tersebut masuk wilayah Kecamatan Krembangan dan pembangunannya dimulai tepat pada Hari Pahlawan 10 November 1992.

Developer JMP, PT Murthy Kurnia Utama, membangun pusat grosir itu di atas bekas gudang Pelindo.

Desain gedung seluas 83 ribu meter persegi itu mengusung gaya moderen namun menyatu dengan bangunan sekitarnya yang kental dengan nuansa kolonial Belanda.

Baca Juga :  Stan JMP 2 Surabaya Ditutup Per 30 April 2024, Pedagang Diminta Pindah ke JMP 1

Pembangunan JMP sendiri merupakan bagian dari revitalisasi Jembatan Merah yang sudah ada sejak tahun 1809.

Pengembangan JMP dalam rangka menata kembali kawasan bersejarah Jembatan Merah yang populer sebagai lokasi tewasnya Brigadir Inggris, A.W.B Mallaby, setelah ditembak dan mobilnya diledakkan dengan granat.

Pembangunan Selesai dalam Setahun

Saat itu, pemancangan tiang perdana JMP disaksikan langsung Gubernur Jawa Timur, Soelarso.

Untuk tahap pertama pembangunannya, JMP terdiri dari pusat perbelanjaan, area bioskop dan parkiran.

Pembangunannya berlangsung mulai bulan Maret 1993 hingga selesai keseluruhan pada bulan Agustus 1994.

Menggusur Terminal

Berdirinya JMP ini menggusur keberadaan terminal bus yang terpaksa pindah ke perbatasan Surabaya-Gresik, yang sekarang menjadi Terminal Osowilangon.

JMP diresmikan oleh gubernur berikutnya, yakni Basofi Sudirman, pada tanggal 18 Maret 1995.

Total biaya pembangunan Jembatan Merah Plaza saat itu mencapai Rp45 miliar.

Setelah rampung, kios JMP diserahterimakan kepada para pedagang pada Bulan September hingga November 1994 secara bertahap.

Dioperasikan Keluarga Cendana

Saat itu pengoperasian JMP di bawah kendali PT Lamicitra Nusantara yang merupakan perusahaan properti milik Bambang Trihatmodjo, putra Presiden Soeharto.

Menurut rencana saat itu, JMP akan diperluas dengan pembangunan tahap kedua yang meliputi hotel bintang tiga dan kios baru.

Namun krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia tahun 1998 menyurutkan rencana tersebut sehingga batal dilaksanakan.

Perluasan JMP baru bisa terlaksana pada tahun 2002 hingga akhirnya terima serah kunci pada 11 September 2003.

Pernah Punya Bioskop

Lapak dan kios di JMP didominasi grosir barang tekstil, pakaian dan aksesori, serta elektronik.

Jembatan Merah Plaza dulu memiliki Bioskop 21. Tetapi bioskop ini akhirnya berhenti beroperasi saat Covid-19. (bbs/bkj)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.