Diskusi AI and Disinformation, Bangun Kesadaran Publik Jelang Pemilu 2024

oleh -204 Dilihat

KILASJATIM.COM,SURABAYA – Bekerjasama dengan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Petra Christian University (PCU) gelar seminar bertajuk: Artificial Intelligence and Disinformation. Seminar yang digelar secara hybrid tersebut untuk memerangi tantangan dan peluang AI (Artificial Intelligence) di masa menjelang Pemilu 2024.

Kebangkitan AI (Artificial Intelligence) di masa Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini semakin nyata, dibuktikan dengan peluncuran ChatGPT tahun lalu. Tetapi bagaimana dengan tantangan dan peluangnya? Ditambah tahun depan kita akan menghadapi Pemilu, yang akan banyak terjadi resiko disinformasi.
Oleh karena itu Perpustakaan, Communication Science Department dan ELTC (Excellence in Learning and Teaching Center) PCU bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya menggelar seminar: Artificial Intelligence and Disinformation.

“Seminar yang digelar secara hybrid ini bertujuan untuk melihat peluang sekaligus tantangan yang disajikan oleh kemajuan terbaru dalam AI. Misalnya seperti ChatGPT, Midjourney dan Stable Diffusion,” terang  Dian Wulandari, S.IIP., Kepala Perpustakaan PCU.

Sementara itu Liauw Toong Tjiek, S.T., M.S., Ph.D., Kepala ELTC PCU menambahkan lebih detail bahwa Indonesia meski masih di tahun 2024 akan mengadakan Pemilu tetapi ternyata tahun ini suasana sudah mulai memanas. “Sementara itu AI mempunyai potensi membuat pemberitaan yang bersifat disinformasi. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan black campaign. Seminar ini menjadi salah satu alat untuk memerangi disinformasi menjelang tahun pemilu 2024 yang sangat penting di Indonesia,” tambah pria yang biasa dipanggil Aditya.

Oleh karena pentingnya hal ini maka seminar menghadirkan narasumber dari Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) dan juga dari US Dept of States di Washington DC, Amerika Serikat. Pembicara pertama menghadirkan Evanna Hu, Lecturer at NATO (North Atlantic Treaty Organization), Nonresident Senior Fellow at the Atlantic Council, CEO and Partner of Omelas. Pembicara kedua Cahya Suryani, S.IP., M.A., Vice Chair of Education Indonesian Anti-Defamation Society (Mafindo). Pembicara ketiga adalah L. Joanne Tjahyana, S.Kom., MMM., dosen Communication Science Department PCU.

Baca Juga :  Songsong Indonesia Emas, Gubernur Khofifah Minta SMK Kuatkan Pendidikan Vokasi Berdaya Saing, Kompeten dan Produktif

Seminar dengan moderator Aditya Nugraha itu dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama berbicara mengenai Artificial Intelligence and Disinformation, Evanna Hu berbicara mengenai Global perspective and overview of AI and Disinformation lengkap dengan contohnya.

Sementara itu sesi kedua bicara mengenai Misinformation and Disinformation in the Election Season. Cahya Suryani dengan materidiskusi mengkontekstualisasikan misinformasi dan disinformasi di Indonesia dengan memberikan contoh-contoh yang pernah terjadi sebelumnya. Serta antisipasi penggunaan AI untuk Disinformasi menjelang masa Pemilu. Termasuk perubahan trend disinformasi, aspek psikologisnya dan tak lupa keterkaitannya dengan AI. Ditambah juga diberikan tips-tips praktis bagi masyarakat memerangi Disinformasi.

Sesi tiga bicara mengenai The Role of Media Monitoring in Combating Online Disinformation. Joanne memberikan gambaran umum tentang media monitoring dan perannya memerangi Disinfomasi yang dilengkapi dengan demo penggunaan online tool yang bisa digunakan.

Peserta yang hadir secara onsite maupun online termasuk dari negara Australia dan Kosovo ini semakin terbuka pengetahuannya kemudian meningkatkan kesadaran peran AI dalam menyebarkan dan memerangi disinformasi. Hal ini sama dengan langkah untuk mempromosikan transparansi, inovasi, dan kolaborasi.

Sehingga memungkinkan para pembuat kebijakan, pakar teknologi, dan warga negara untuk bekerja sama dalam memastikan keadilan dan akurasi pemilihan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi bangsa.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News