Bisan Owda dan Seratus Hari Genosida di Palestina

oleh -1249 Dilihat

Foto: Ist/SC

KILASJATIM.COM, Malang – Perang belum usai, pembantaian warga Gaza, Palestina masih berlangsung. Kabar ledakan bom dan korban berjatuhan, mayat di sana-sini. Laki-laki, perempuan dan anak-anak semuanya dihabiskan.

Lebih dari seratus hari negara yang dijanjikan, diberondong mesiu. Tanpa listrik dan air. Bantuan pangan, obat-obatan pun dijegal oleh Israel dan sekutunya.

Adalah Bisan Owda, jurnalis, pekerja film dan aktivis perempuan, mendokumentasikan kejahatan perang, sekaligus mengabarkan pada dunia apa yang terjadi di Palestina.

Ia rekam aksi genosida yang dilakukan Israel pada kanal youtube @wizardbisan yang memiliki 23 ribu pengikut dengan 43 video yang dibuat, sebelum pecah perang. Pada instagram @wizard_bisan1 untuk berbahasa Inggris dan @wizard_bisan2 u tuk berbahasa Arab. Perempuan berusia 26 tahun ini memiliki 3,8 juta pengikut dari seluruh dunia, dengan 920 postingan. Terutama ketika perang berlangsung.

Dari mata kameranya kita bisa melihat kebengisan perang yang terjadi, sejak pagi, siang, sore, malam, subuh sampai pagi lagi. Setiap detik kehidupan menjadi berharga bagi Bisan, juga bagi kalian juga warga Gaza.

Ketika malam ia merekam pesawat Israel memuntahkan bom seperti kembang api di tahun baru. Ketika pagi kameranya mengabarkan pesawat Israel kembali memuntahkan bom fosfor putih, bertebaran di angkasa. Berikutnya jeritan korban.

Antara hidup dan mati ia kabarkan Palestina pada dunia. Sampai tujuh kali harus berpindah tempat setelah rumahnya di Beit Hanoun di bom IDF. Lantas berlindung di RS Al Shifa, masih juga di bom, ia lari ke selatan. Ke sejumlah tempat yang dirasa aman, terutama rumah sakit. Pagi tadi Rabu (17/1/2024) RS Nasser di Khan Yunis menjadi sasaran pengeboman Israel. Dalam pesannya ia menyampaikan mungkin ia tidak akan selamat dari ledakan yang terus mengenai di sekitar nya.

Baca Juga :  Berbenah Sambut Hari Kemerdekaan

“Mungkin ini video terakhirku, mungkin aku tidak akan selamat. Bagikan sekarang agar semua tahu apa yang terjadi. Demi negaraku, demi rakyat,” katanya perempuan yang namanya diambil dari nama kota di Palestina yang telah dicaplok Israel.

Bisan, bukan sekadar jurnalis biasa. Ia seorang pejuang kemanusiaan yang menyuarakan kemerdekaan Palestina, khusus untuk perempuan dan anak-anak korban perang Israel-Hamas.

Dari matanya, nampak keteguhan dan semangat berjuang. Meski ia tahu nyawanya akan hilang setiap saat. Seperti halnya warga Palestina lain.

Dalam salah satu reportase nya ia menyampaikan “Aku tidak takut mati, aku takut dilupakan. Aku takut mati sia-sia,” begitu pesannya. Ketika ia mengalami sakit di pengungsian.

Pesan itu terdengar menyakitkan. Dan netizen dari seluruh dunia berdoa untuknya. Bahwa Bisan tidak sendiri, dunia mendukungnya, berdoa untuk seluruh warga Palestina, sekalipun negara adidaya menyokong Israel.

Semoga sehat selalu dan perang bisa berhenti. Doa terbaik untukmu, Bisan Owda. (tqi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.