Apa itu Bariatrik? Trend, Cara Cepat  Turunkan Berat Badan Dengan Operasi Potong Lambung di National Hospital Surabaya

oleh -229 Dilihat

dr Iwan Kristian, Sp.B-KBD, Digestive Surgery (Spesialis Bedah Digestive) National Hospital Surabaya,  memaparkan operasi potong lambung untuk berat badan ideal  Selasa (7/5/2024).(kilasjatim.com/Nova)

KILASJATIM.COM, Surabaya – National Hospital Surabaya menawarkan cara aman dan minim risiko bagi pemilik tubuh dengan berat badan berlebih (obesitas) untuk mendapatkan berat badan ideal. Yakni dengan cara operasi  potong lambung (Bariatrik).

Untuk mendapatkan berat badan ideal dengan cara operasi potong lambung  membutuhkan usaha keras dan kerjasama yang baik antara dokter dengan pasien.

Digestive Surgery (Spesialis Bedah Digestive) National Hospital Surabaya, dr Iwan Kristian, Sp.B-KBD mengatakan, tidak semua orang obesitas dapat melakukan bariatrik. Ditegaskan, sejauh ini, bariatrik adalah cara paling cepat untuk menurunkan berat badan. Namun, banyak orang menganggap potong lambung adalah cara instan, padahal tidak demikian.

“Pasien yang potong lambung tidak langsung kita iyakan, ada diskusi dan pemeriksaan ke dokter jantung dan lain-lain untuk mempelajari riwayat kesehatan penyebab kegemukan. disini dibutuhkan kerjasama antara pasien dan dokter,” ujar dr Iwan.

Operasi Bariatrik diklaim oleh para ahli medis sebagai satu-satunya cara paling aman. Banyak sekali metode bariatrik namun yang paling populer saat ini adalah potong lambung dan operasi ini minimal invasif surgery.

Dokter Iwan menegaskan bahwa operasi adalah sebuah tindakan  yang memiliki risiko.Baik itu operasi besar maupun operasi kecil.Bariatrik termasuk dalam operasi besar,dan hanya akan ditujukan kepada pasien morbid obesity. Dengan kategori BMI lebih dari 40 atau obesitas kelas 3, kemudian bisa juga bagi orang dengan obesitas kelas 1 dan 2 namun memiliki penyakit. Dokter juga harus berpengalaman untuk menghindari risiko apalagi operasi pada pasien obesitas memiliki risiko tinggi.

Baca Juga :  10 Tahun Layanan Parkinson di National Hospital Surabaya, Tindakan Operasi DBS  Bantu Pasien Parkinson Beraktifitas Kembali

Dr Iwan juga menjelaskan panjang lebar dalam menghadapi obesitas, pertama-tama memerlukan usaha dari dalam diri sendiri. Harus bisa mengatur pola makan. Disadari atau tidak, ternyata diet juga tidak mudah untuk dilakukan.

“Faktanya, itu karena manusia punya gen yang didesain untuk menyimpan lemak, bukan membuang lemak. Karena pada saat dulu, makanan kurang berlimpah, sehingga sel-sel kita sudah disetel oleh Gusti Allah kalau makan harus ada sisa dalam tubuh,” paparnya.

Begitu makan berlebihan, pasti tubuh menyimpan lemak. Demikianlah mekanisme metabolisme, sehingga memilih makanan pun harus berhati-hati demi menjaga berat badan ideal.

Operasi potong lambung pasien akan dipotong 80 persen. Sebelum operasi, pasien juga diajari cara menentukan porsi makan dan mempertahankan pola makan tersebut hingga pasca operasi. Sepuluh hari pertama pasca operasi, pasien hanya boleh minum. Ada kaldu dan sirup. Pada hari ke-20, bisa konsumsi makanan semi padat. Semua di bawah pengawasan dokter.

“Pada bulan ketiga, akan terjadi penurunan berat badan ekstrem bersamaan kondisi pemulihan yang makin membaik. Pasien boleh memakan apa saja, tentu dengan batasan. Dokter akan selalu mengingatkan pasien.Kesuksesan operasi ini, dapat dilihat hasilnya dengan penurunan tingkat kegemukan hingga 30-50 persen,” pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.