Pantauan di lapangan menunjukkan genangan air terjadi di jalur pintu masuk terminal, jalur bus kota, dan area shelter kedatangan. Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Terminal Purabaya, Ahmad Badik, menyebutkan ketinggian air bervariasi mulai dari 5 cm hingga 30 cm.
“Paling parah di jalur Mobil Penumpang Umum (MPU), dengan ketinggian air mencapai 20 cm hingga 30 cm. Meski demikian, operasional terminal tetap berjalan normal. Namun, penumpang harus melepas alas kaki saat turun dari bus karena genangan yang cukup tinggi,” ujar Ahmad Badik.
Untuk mencegah banjir semakin parah, pihak terminal telah melakukan langkah-langkah seperti normalisasi drainase dan membersihkan saluran air dari sampah. “Kami melakukan pembersihan sampah agar aliran air menjadi lancar,” tambahnya.
Upaya mengatasi banjir ini juga melibatkan berbagai instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), dan Dinas Sumber Daya Air (SDA). Mereka bersama-sama menangani saluran air di luar area terminal yang bermuara ke sungai di perbatasan Bundaran Waru.
“Meski beberapa saluran masih tersumbat, pembersihan terus dilakukan untuk mempercepat aliran air,” jelasnya.
Namun, Ahmad Badik memperkirakan butuh waktu sekitar 10 jam agar air surut sepenuhnya.
Sambil menunggu kondisi kembali normal, pihak Terminal Purabaya memastikan bahwa layanan untuk penumpang tetap beroperasi semaksimal mungkin. Kerjasama lintas instansi juga akan terus dilakukan guna mencegah kejadian serupa di masa depan. (tam)