KILASJATIM.COM, SURABAYA – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di tahun akademik 2025-2026, tidak menaikkan biaya-biaya pendidikan. Bahkan ada kemudahan-kemudahan yang semakin memperbesar kemungkinan para orang tua mengirimkan putera puterinya menempuh pendidikan tinggi, khususnya di Unusa.
Prof. Dr. Achmad Jazidie M.Eng., Rektor Unusa menyampaikan itu kepada awak media, Senin (14/10/2024) di Kampus B Unusa, menyoal pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) tentang terjadinya deflasi dalam lima bulan terakhir, yang berdampak pada terjadinya penurunan daya beli masyarakat.
“Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memutuskan biaya dana pengembangan pendidikan (DPP) dan dana operasional pendidikan (DOP) pada tahun akademik 2025-2026 yang akan datang tidak dinaikkan. Ini sekaligus memberikan kemungkinan bagi orang tua untuk dapat mengirimkan putera puterinya menuju pendidikan tinggi. Khususnya ke Unusa,” terang Jazidie.
Lebih lanjut Jazidie menyampaikan bahwa, “Memang banyak pakar ekonomi belum berani menyimpulkan secara tegas kenapa terjadi penurunan daya beli di masyarakat, apakah karena persediaan yang melimpah ataukah karena publik kesulitan keuangan. Tapi kami berkesimpulan kondisi ini karena banyak terjadinya PHK dan masih belum pulihnya kondisi perekonomian pasca Vovid-19. Jadi memang sangat berat kondisi perekonomian kita,” lanjut Jazidie.
Karena itu, lanjut Rektor menambahkan, kami memutuskan untuk tidak menaikkan DPP dan DOP untuk calon mahasiswa tahun akademik 2025-2026 mendatang, meski sudah dua tahun terakhir ini Unusa juga tidak menaikkan dua biaya tersebut, padahal akreditasi institusinya sudah unggul dan 75 persen lebih prodinya juga terakreditasi unggul. “Itulah sebabnya kami juga kini mengenalkan tag line Kampus Unggul Biaya Terjangkau, selain kampus Rahmatan Lil Alamin. Langkah ini diambil semata-mata Unusa ingin tetap memberi kesempatan masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan tinggi, karena pendidikan menurut kami tetap harus dikedepankan meski dalam kondisi apa pun,” tegas Jazidie.
Selain kebijakan tidak menaikan DOP dan DPP, dalam kebijakan pembiayaan mahasiswa tahun akademik 2025-2026, Unusa juga memberikan kemudahan dalam mengangsur dua unsur pembiayaan tersebut. Bisa diangsur untuk biaya DPP selama setahun dan satu semester untuk DOP. Tentu kami juga memberi apresiasi bagi yang mau melunasi sejak awal akan diberikan potongan hingga 5 persen,” katanya.
Guru besar bidang robotika ITS ini juga menjelaskan selain dapat diangsur dan memperoleh potongan, Unusa juga bakal mengusahakan penambahan biaya untuk beasiswa baik dari Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) sebagai badan pengelola Unusa maupun dari lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta. “Tahun ini kami memberikan beasiswa kepada mahasiswa baru lebih dari 250 orang, mereka memperoleh dari KIP Kuliah maupun lembaga lain.”
Tentang daerah asal mahasiswa yang kini menuntut ilmu di Unusa, Jazidie mengatakan, jika pada tahun akademik 2024-2025 ini asal mahasiswa di Unusa dari semua propinsi yang ada di Indonesia, kecuali hanya ada lima propinsi tahun ini, masing-masing dari D.I Yogyakarta, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Gorontalo. “Jadi Unusa mesti menyandang nama Surabaya, mahasiswanya sudah berasal dari seluruh Indonesia. Syukur Alhamdulillah meski baru menginjak usia 11 tahun Unusa sudah makin dikenal dan dipercaya masyarakat,” pungkas Jazidie.(tok)