Untag Surabaya Refleksikan Lahirnya Pancasila, Hidupkan Semangat Juang Bung Karno dalam Dunia Pendidikan

oleh -167 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Refleksi Lahirnya Pancasila: Putra Sang Fajar Mencari, Menggali, dan Mempersembahkan Pancasila adalah tema acara yang digelar Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 ( YPTA) Surabaya, sebagai momen penghormatan pada Bung Karno dalam merumuskan dasar negara serta memperkuat relevansi nilai-nilai Pancasila dalam dunia pendidikan dan kebangsaan masa kini. Acara dilaksanakan di Auditorium Lt. 6 R. Ing. Soekonjono, kampus Untag Surabaya.

Diawali tari Remo Bolet oleh siswa SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya, yang mencerminkan semangat perjuangan dan keberanian. Selanjutnya kelompok Indonesia Merayakan Perbedaan (IMP), yang terdiri dari tokoh-tokoh rohaniawan lintas agama, menyanyikan Forum Beda Tapi Mesra yang menyuarakan pesan toleransi dan persatuan dalam keberagaman. Kemudian tampil Adinda Dyah Pitaloka, tenaga kependidikan YPTA Surabaya, membacakan puisi Persetujuan dengan Bung Karno yang semakin menguatkan nuansa reflektif terhadap semangat sang Proklamator.

Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, M.M., CMA., CPA., mengajak peserta kembali menelusuri jejak perjuangan Bung Karno, seraya menekankan pentingnya semangat Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) di dunia pendidikan. “Bung Karno adalah pemikir besar. Di tengah keterasingannya, beliau menggali nilai-nilai Pancasila yang kini menjadi perekat bangsa. Pancasila bukan sekadar simbol, tapi gagasan besar yang menyatukan keragaman Indonesia,” terang Prof. Mulyanto.

Ia juga menegaskan bahwa pendidikan harus membentuk karakter pejuang, nasionalis, cerdas, dan solutif. Sebagai bagian dari komitmen institusional, seluruh pejabat Untag Surabaya setiap tahun menandatangani kontrak inovasi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kemajuan kampus.

Ketua YPTA Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., dalam paparan reflektifnya menyampaikan bahwa perumusan Pancasila oleh Bung Karno merupakan hasil perenungan panjang, termasuk saat masa pengasingan di Ende, Nusa Tenggara Timur. “Di bawah pohon sukun yang kini dikenal sebagai Pohon Pancasila, Bung Karno merenungkan bagaimana menyatukan bangsa ini. Pemikirannya jauh melampaui zamannya,” ujar Subekti.

Baca Juga :  STIE Perbanas Surabaya Dorong Bank Wakaf Mikro Sebagai Solusi Ekonomi Produktif

Suasana semakin berkesan saat Subekti membawakan lagu Bung Karno – Bersuka Ria yang menjadi simbol keakraban dan rasa bangga terhadap warisan pemikiran sang Proklamator. Acara juga diisi dengan kesan dan pesan dari mitra strategis kampus. Direktur Utama PT. Jatayu, Antonius Ambar Widodo, menekankan bahwa kepemimpinan dibentuk melalui proses, bukan diwariskan begitu saja. “Pemimpin tidak dilahirkan, tapi dibentuk. Refleksi seperti ini penting agar generasi muda memahami akar ideologi bangsa,” tegasnya. Sedangkan Kriswanto dari MIR Insurance turut menyampaikan apresiasinya terhadap acara yang membangkitkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan keberagaman dalam kehidupan berbangsa.

Dosen Psikologi Untag Surabaya, Dr. Rr. Amanda Pasca Rini, M.Si., Psikolog, mengapresiasi konsistensi Yayasan dalam menanamkan semangat Pancasila. Ia berharap kegiatan serupa dapat menjangkau jenjang pendidikan menengah agar pemahaman ideologi bangsa bisa ditanamkan sejak dini. “Pancasila bukan hanya dasar negara, tapi juga pandangan hidup yang harus terus ditanamkan, apalagi di tengah tantangan globalisasi dan digitalisasi,” kata Amanda Pasca Rini.

Lagu Tanah Airku oleh kelompok IMP, menutup acara srkaligus sebagai penegas kecintaan pada tanah air dan pentingnya menjaga nilai-nilai keindonesiaan dalam semangat kebersamaan. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung dengan penuh rasa nasionalisme, menggugah refleksi mendalam terhadap nilai-nilai perjuangan dan jati diri bangsa. Seluruh pejabat struktural di lingkungan YPTA Surabaya hadir dalam acara ini.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News