Sosialisasi Program Mahasiswa Berdampak, Digelar di Untag Surabaya Diikuti 382 BEM

oleh -157 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Bimtek bertajuk: Peningkatan Kualitas Penulisan Proposal Program Kosabangsa dan Sosialisasi Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Selasa (3/6/2025) digelar di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, bekerjasama dengan Kemendikti Saintek ini, diikuti 382 Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari PTN dan PTS di Jawa Timur.

Rektor Untag Surabaya Prof. Mulyanto Nugroho menyampaikan bahwa program ini sangat bermanfaat. “Program ini sangat bermanfaat. Langsung menyentuh masyarakat dan karenanya program ini dilaksanakan dalam bentuk pengabdian berdampak kepada masyarakat,” terang Prof. Nug. Diharapkan para mahasiswa yang akan berkolaborasi dengan dosen antusias dalam pembuatan proposal, agar lolos pendanaan.

Bagi mahasiswa BEM yang terlibat dalam program ini, tambah Prof. Nug, nilai akan dikonversikan dengan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). “Ini program pertama bagi BEM. Di Untag Surabaya tiap tahun KKN diikuti kurang lebih 1.800 mahasiswa. Karena itu dengan program ini maka nilai akan dikonversikan ke nilai KKN. Nantinya setelah pelaksanaan bimtek dijadwalkan akan dilaksanakan pelatihan, agar target Untag Surabaya tercapai,” tambah Prof. Nug sapaan Prof. Mulyanto Nugroho.

Program Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat (Kosabangsa) adalah program yang dikembangkan oleh Kemendikbudristek untuk menjembatani kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam membangun wilayah tertinggal, daerah kemiskinan ekstrem, dan kawasan rawan bencana. Bertujuan untuk memanfaatkan hasil riset dan inovasi perguruan tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan teknologi dan inovasi yang tepat guna.

Ketua LLDikti wilayah VII Prof Diyah Sawitri mengatakan bahwa program Kosabangsa diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Apalagi perguruan tinggi dituntut untuk mengambil peran melalui riset, inovasi dan penerapan teknologi yang tepat guna. “Kolaborasi ini menjadi jembatan bagi perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Program ini juga digagas untuk swasembada pangan, swasembada energi, pengentasan kemiskinan dan hilirisaai merupakan konsep yang luar biasa untuk dampak masyarakat dan negara,” papar Diyah Sawitri. Diyah juga berharap mahasiswa sebagai agent of change dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dan program ini mengedepankan peran mahasiswa membangun bangsa dengan membangun sumber daya manusianya.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Baca Juga :  Rintis Kurikulum Internasional, FK Unusa Gandeng IOM Ajari 29 Migran jadi Kader Kesehatan