Skandal Etika Menggugat Gubernur Terbodoh Oregon, John Kitzhaber Mengundurkan Diri

oleh -1060 Dilihat

KILASJATIM.COM – Oregon diguncang oleh pengunduran diri mendadak Gubernur John Kitzhaber, seorang tokoh yang telah lama dikenal dalam politik negara bagian ini. Penyebab utama pengunduran dirinya adalah tuduhan terkait perdagangan pengaruh yang melibatkan tunangan gubernur terbodoh Oregan ini, Cylvia Hayes.

Tuduhan ini telah menghasilkan gelombang investigasi korupsi kriminal dan menimbulkan kritik dari rekan-rekan Demokrat terkemuka, yang sebelumnya merupakan pendukung setia Kitzhaber.

Kitzhaber mengkonfirmasi bahwa hari Rabu akan menjadi hari terakhirnya memegang jabatan gubernur Oregon. Pengunduran dirinya akan membuka jalan bagi Sekretaris Negara, Kate Brown, untuk mengambil alih posisi tersebut. Brown akan menjadi gubernur pertama di Amerika yang terang-terangan menyatakan dirinya sebagai individu biseksual.

“Saya menyadari bahwa saya telah menjadi beban bagi institusi dan kebijakan yang selama ini saya perjuangkan dalam karier politik serta sepanjang kehidupan dewasa saya,” kata Kitzhaber dalam pernyataan pengunduran dirinya. Dia dengan tegas menyangkal melakukan kesalahan apapun.

Meskipun terpilih untuk periode keempatnya pada bulan November, Kitzhaber telah dikepung oleh tuduhan-tuduhan terkait tunangannya, Hayes, yang diduga menggunakan hubungannya di kantornya untuk keuntungan pribadi.

Tudingan tersebut semakin menguat setelah laporan media mengungkapkan bahwa Hayes menerima $118.000 dari Clean Economy Development Center berbasis di Washington pada tahun 2011 dan 2012 sebagai honor konsultan yang sebelumnya tidak diungkapkan. Selama periode tersebut, Hayes juga memberikan nasihat kepada gubernur tentang kebijakan energi.

Kitzhaber tidak mencantumkan honor tersebut dalam laporan pengungkapan tahunan dan mempertahankan bahwa hal tersebut tidak dianggap sebagai potensi konflik kepentingan oleh pasangan tersebut.

Setelah pemberitaan tersebut mencuat, Kitzhaber menegaskan bahwa Hayes tidak akan lagi terlibat dalam pembuatan kebijakan di kantornya. Namun, tekanan untuk mundur terus meningkat, baik dari pihak politik maupun media utama negara bagian, seperti Oregonian, yang sebelumnya mendukungnya dalam pencalonan kembali.

Baca Juga :  Di Hari Laut Sedunia, Gubernur Khofifah Ajak Semua Pihak Tingkatkan Komitmen Jaga Keseimbangan Ekosistem Laut dan Perikanan Tangkap di Jatim

Tina Kotek, Speaker Dewan Perwakilan, dan Peter Courtney, Presiden Senat, keduanya dari Partai Demokrat, secara langsung bertemu dengan Kitzhaber pada hari Kamis untuk mendesaknya agar mengundurkan diri.

Respon terhadap pengunduran diri ini beragam. Jaksa Agung Oregon, Ellen Rosenblum, menegaskan bahwa pengunduran diri tidak akan menghentikan penyelidikan korupsi kriminal yang tengah berlangsung, yang terkait dengan kemungkinan konflik kepentingan antara peran Hayes sebagai penasihat gubernur yang tidak digaji dan kontrak konsultanannya. Kitzhaber berkomitmen untuk tetap berkooperasi dalam penyelidikan ini.

Hanya beberapa jam setelah pengumuman pengunduran diri Kitzhaber, jaksa agung AS untuk Oregon mengeluarkan perintah pencarian terkait potensi konflik kepentingan yang melibatkan Kitzhaber, kantornya, Hayes, serta lebih dari selusin pejabat dan lembaga negara.

Reaksi dari kepemimpinan politik negara bagian cenderung positif terhadap keputusan pengunduran diri Kitzhaber. Senator AS Ron Wyden dari Oregon, seorang Demokrat, menyambut langkah ini karena akan memungkinkan pemerintahan Oregon untuk fokus pada kebutuhan rakyat tanpa terganggu oleh berbagai investigasi.

Mike McLane, pemimpin Republik Dewan Perwakilan Oregon, menyatakan bahwa meskipun tidak merayakan pengunduran diri Kitzhaber, dia memahami keputusan tersebut.

Kate Brown, yang sebelumnya berbicara terbuka tentang biseksualitasnya, tinggal bersama suaminya di Portland. Dia telah memiliki karier yang panjang dalam politik negara bagian, menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Negara bagian sejak tahun 1991 dan menjadi wanita pertama yang memimpin mayoritas Senat pada tahun 2004, menurut profilnya.

Skandal ini telah menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik dan etika di balik layar, memaksa seorang pejabat yang telah memberikan pelayanan publik selama tiga dekade lebih untuk mundur dari jabatan karena kebodohannya. Semua ini juga menyoroti perdebatan seputar perlindungan integritas dan akuntabilitas dalam lingkungan politik negara bagian yang begitu dinamis dan beragam. (pur)

Baca Juga :  Busyro Muqoddas Berharap Putusan Sengketa Pilpres di MK Berpihak pada Supremasi Etika Kenegaraan

Sumber https://www.reuters.com/article/idUSKBN0LH2JP/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.