Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar di Harlah Muslimat NU: Memelihara NKRI Sebagai Bentuk Dakwah Islamiyah

oleh -604 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta – KH Miftahul Akhyar, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), memberikan pesan penting dalam pidatonya saat merayakan Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Sabtu (20/1/2024).

Dalam sambutannya, Miftahul menekankan pentingnya menghormati para pemimpin, baik di tingkat organisasi maupun negara. Ia menyatakan keyakinannya bahwa tindakan tersebut akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Pidato ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Harlah Muslimat NU yang dihadiri oleh ribuan pengikut dan dihelat di Stadion Utama GBK.

Miftahul juga menyampaikan seruan dari panggung Harlah ke-78 Muslimat NU. Ia mengutip hadis Rasulullah SAW sebagai dasar ajaran untuk menghormati pemimpin. Dalam hadis tersebut, Rasulullah menekankan pentingnya kesabaran dan menasihatkan agar umat tidak melakukan perlawanan atau demonstrasi ketika menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan.

Presiden Joko Widodo turut hadir dalam acara ini dan memberikan sambutan setelah pidato Miftahul Akhyar. Tokoh-tokoh NU lainnya, seperti Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, dan Habib Luthfi, juga turut serta dalam perayaan tersebut.

Miftahul Akhyar melanjutkan pidatonya dengan menggambarkan sikap yang seharusnya dimiliki oleh rakyat terhadap pemimpin. Ia menekankan bahwa rakyat harus bersikap sabar dan tidak seharusnya mengadakan demonstrasi sebagai bentuk ketidaksetujuan.

“Dan manakala kalian menerima hal-hal yang tidak mengenakkan, mungkin merasa dinomorduakan, jangan melawan, jangan demo, sabar, kata Rasulullah SAW,” ujar Miftahul.

Selain itu, dalam doanya, Miftahul berharap agar Allah SWT terus memberikan kebaikan bagi rakyat Indonesia dan menjaga kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mempertahankan NKRI dianggapnya sebagai ajang dakwah Muslimat NU.

Baca Juga :  KAI Daop 8 Ikuti Pameran Jatim Festival 2023, Kenalkan lebih Dekat ke Masyarakat

“Alhamdulillah di Indonesia ini, kita tahu sendirilah, mana yang layak untuk dihormati, nomor 1, nomor 2, atau kelas 1, kelas 2, sudah terbukti,” tambahnya.

Perayaan Harlah ke-78 Muslimat NU ini menjadi momentum untuk merenungkan pesan-pesan penting dari para pemimpin agama, seperti yang disampaikan oleh KH Miftahul Akhyar, serta untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.