Plt. Bupati Sidoarjo Temukan Banyak Bangunan Liar di Sempadan Sungai Waru

oleh -1041 Dilihat

KILASJATIM.COM, Sidoarjo – Pengelolaan sampah yang kurang ideal serta diperparah dengan banyaknya bangunan liar di sempadan sungai Desa Ngingas, Kecamatan Waru, menjadi salah satu penyebab banjir kala musim hujan. Plt. Bupati Sidoarjo Subandi terjun langsung meninjau lokasi usai mendapatkan banyak keluhan masyarakat terkait kondisi ini, Minggu (30/6).

Setibanya di lokasi, Subandi langsung melihat proses pengelolaan sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Ngingas yang sudah mulai tertata. Tumpukan sampah tak lagi terlihat seperti dulu.

Namun demikian, TPST Ngingas masih perlu ditingkatkan, terutama proses pemilahannya. Karena selama ini masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia, diharapkan ke depan akan ada mesin pemilah agar lebih efisien.

Menurut Subandi, sejauh ini Pemkab Sidoarjo tidak tinggal diam mendengar keluhan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa sudah memberikan kontribusi untuk TPST Ngingas.

“Persoalan sampah di Ngingas ini tidak boleh dibiarkan. Kita harus segera benahi agar tidak menjadi bom waktu yang membahayakan lingkungan dan kesehatan masyarakat,” ujar Subandi saat berada di lokasi.

Terlebih pasca Pandemi Covid-19, perekonomian masyarakat secara perlahan bangkit sehingga secara tak langsung juga memproduksi sampah lebih banyak. Keberadaan sampah yang tak dikelola dengan baik akan membahayakan kesehatan lingkungan dan berdampak pada masyarakat.

“Kita tidak boleh lengah dalam menangani masalah sampah. TPST yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat pemulihan ekonomi dan membahayakan kesehatan masyarakat,” jelasnya.

Selepas dari TPST Ngingas, Plt. Bupati Subandi dibuat geleng-geleng kepala melihat banyaknya bangunan liar yang tegak berdiri di sempadan sungai. Ia pun menginginkan segera ada penertiban bangunan ini agar proses normalisasi sungai lebih mudah dilakukan.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah: BUMDesa Kunci Kedaulatan Pangan

“Pemerintah desa dan kecamatan harus segera melakukan sosialisasi terkait pembebasan bangunan liar di sepanjang sungai ini,” imbuhnya.

Ia meminta agar Pemerintah Desa maupun Kecamatan memberikan pengertian pada penghuni bangunan liar tersebut. Keberadaan bangunan yang mereka tempati bisa mengganggu aliran air sungai sehingga meningkatkan risiko terjadinya banjir.

“Kita juga perlu mengusulkan pemasangan box culvert sampai ke arah Dusun Ambeng-Ambeng. Itu bisa memperlebar jalan dan menghilangkan ruang kosong yang dapat digunakan untuk mendirikan bangunan liar,” tutupnya. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.