Grafis: Pemkot Madiun
KILASJATIM.COM, Madiun – Kota Madiun daerah dengan kasus pernikahan anak terendah di Jawa Timur. Ternyata tidak hanya itu, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan juga tercatat rendah setidaknya dalam empat tahun terakhir. Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Madiun tercatat sebanyak enam kasus di tahun ini hingga Agustus kemarin.
‘’Untuk kasus kekerasan di Kota Madiun, sesuai yang dilaporkan di Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), di Kota Madiun ada sebanyak enam kasus. Data ini dari Januari sampai Agustus 2024,’’ kata Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Pemenuhan Hak Anak Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kota Madiun, Endria Triningsih Kusdiana, Selasa (3/9/2024).
Rinciannya, empat kasus terhadap anak dan dua lainnya kasus kekerasan terhadap perempuan. Endria tak menampik kasus masih mungkin bertambah. Sebab, kasus baru sampai Agustus tahun ini. Namun, mengacu tahun-tahun sebelumnya, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Madiun hanya di angka belasan untuk total setahun.
‘’Alhamdulillah, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan cukup rendah. Di empat tahun terakhir misalnya, kasus tertinggi ada di 2021 dengan total 22 kasus. Setelahnya, berkisar di angka belasan,’’ ujarnya.
Data di mejanya, ada 14 kasus untuk di 2022 dan 11 kasus di 2023. Endria menyebut hasil tersebut dari capaian itu Kota Madiun selalu berada di peringkat bawah jika dibanding daerah-daerah di Jawa Timur. Seperti pada 2022 lalu, Kota Madiun berada diurutan ketiga.
‘’Kita memang tidak diperingkat terbawah, tetapi selalu berada di urutan bawah. Karena daerah lain ada yang sampai menembus ratusan kasus,’’ ungkapnya.
Hal itu tentu tak terlepas dari peran Pemerintah Kota Madiun dalam menekan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Salah satunya, gencarnya sosialisasi kepada masyarakat. Khusus pada anak, pihaknya juga turun jemput bola ke sekolah-sekolah. Endria berharap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Madiun bisa semakin ditekan.
‘’Kekerasan ini tidak hanya dari orang lain, tetapi justru sering terjadi di lingkungan keluarga korban sendiri. Ini memang butuh peran bersama,’’ pungkasnya. (sat)