Kupas Demokrasi, UKWMS Hadirkan Ketua DPRD Surabaya

oleh -235 Dilihat

KILASJATIM.COM, SURABAYA – Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) melalui Fakultas Filsafat dan Lembaga Penguatan Nilai Universitas, berkolaborasi bersama Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) gelar Diskusi Kebangsaan bertema: Menyambut Hari Pancasila: Berdemokrasi? Aku Banget! Belajar Bersama Ketua DPRD Surabaya. Menghadirkan Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono.

Diskusi Kebangsaan ini digelar dengan harapan dapat memberikan literasi politik bagi mahasiswa agar dapat menjadi pemilih yang cerdas, kritis dan berkualitas di tahun 2024 nanti. Bersamaan dengan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Simon Untara ketua penyelenggara diskusi, mengatakan demokrasi menampakkan diri dalam berbagai persiapan politik untuk pencoblosan. “Di satu sisi, para calon legislatif maupun eksekutif negara ini bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya. Di sisi lain, warga negara menunjukkan partisipasi politiknya dengan menggali informasi untuk mengetahui calon legislatif dan calon eksekutif yang mana yang sesuai dengan visi dan misinya sehingga layak untuk dipilih,” terang Simon.

Meski begitu, demokrasi bukan hanya soal Pemilihan Umum (Pemilu). Demokrasi adalah juga soal bagaimana aspirasi, argumentasi, pendapat dan energi untuk menyuarakan apa yang diyakini mendapat ruang dan akses. “Demokrasi di negara kita bukan hanya sekedar pemilu tetapi bagaimana kita harus bersuara, menyampaikan argumentasi serta peka dengan masalah-masalah bangsa yang terjadi hari ini” ujar Dr. Lanny Hartanti, S.Si., M.Si., Wakil Rektor III UKWMS.

Dari keseluruhan warga civitas UKWMS (Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya) hampir separuh dari seluruh mahasiswa adalah pemilih pemula di perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Mereka ini belum memiliki hak pilih pada Pemilu 2019 yang lalu. Oleh karena itu, tahun 2023 ini adalah kesempatan yang baik bagi mereka untuk belajar dan mengakses informasi sebanyak mungkin agar dapat menjadi pemilih yang cerdas di tahun 2024. “Diskusi seperti ini adalah kesempatan belajar dan berlatih bagi pemilih pemula agar menjadi pemilih yang cerdas,” tambah Simon.

Baca Juga :  Gubernur Khofifah Tinjau Expo dan Lepas Parade 260 Kendaraan Konversi Listrik Karya Siswa SMK Jatim

Menjadi pemilih pemula di era digital yang banjir informasi, musuh utama mereka adalah hoaks, ujaran kebencian dan berita bohong sebagaimana sering terjadi dalam beberapa kali pemilu terakhir. Sementara itu, bagi mereka, bukan hanya pemilu yang menjadi barang asing. Keberanian dan akses untuk menyampaikan kritik, saran, pendapat dan aspirasi kepada pemerintah mungkin juga merupakan barang baru. Hal ini dapat dimengerti mengingat para mahasiswa ini adalah mahasiswa yang survive di masa pandemi yang berjalan sekitar tiga tahun.

Adi Sutrawijono, Ketua DPRD Surabaya yang hadir sebagai pembicara menyebut beberapa hal penting terkait apa yang perlu dilakukan oleh anak muda sebagai pemilih yang cerdas. “Kekuatan anak muda adalah salah satu penentu Pilpres 2024. Data menunjukkan bahwa 53-55% pemilih di 2024 adalah anak muda. Maka peran anak muda sangatlah penting dalam menentukan kualitas Pilpres yang akan datang,” ungkap Adi Sutarwijono.

“Selain mengecek rekam jejak, pernyataan di media, cek atas calon yang kita pilih adalah melihat kesesuaian ideologi partai politk pengusung dengan nilai-nilai kita sebagai pribadi,” lanjut Adi Sutarwijono.

Sejumlah pertanyaan terlontar dari para mahasiswa yang hadir pada forum ini. Pertanyaan seputar bagaimana melakukan monitoring rekam jejak dan kinerja pejabat publik. Selain itu, isu meningkatnya hoaks dan komitmen pemerintah serta partai politik juga sempat dibahas.

Menyikapi situasi problematis para mahasiswa, pada sesi kedua, diskusi kebangsaan ini menggandeng Mafindo. Mafindo adalah organisasi kemasyarakatan yang bertujuan menyosialisasikan bahaya informasi bohong (hoaks) dan menciptakan imunitas terhadap hoaks di masyarakat Indonesia.

Dalam sesi bersama Mafindo, mahasiswa diberikan pelatihan cek fakta oleh Koordinator Wilayah, Mafindo Surabaya Raya, Adven Sarbani. Kemampuan untuk mengecek mana yang merupakan fakta dan mana yang merupakan hoaks adalah kemampuan dasar yang penting di tengah gempuran tawaran informasi yang membanjiri berbagai lini masa kita. Kedua, dapat mengasah keberanian untuk mengemukakan gagasan, saran dan kritik.
“Dengan menguasai kemampuan dasar itu, kita akan semakin kritis dan tidak mudah terprovokasi oleh hoaks,” ujar Adven.

Baca Juga :  Jatim Sabet Dua Penghargaan Anugerah Ki Hajar 2023, Bukti Guru di Jatim Melek Teknologi dan Digitalisasi

Diskusi Kebangsaan sendiri merupakan wujud komitmen UKWMS membangun demokrasi yang sehat. UKWMS melihat pentingnya mengenalkan dan melatih mahasiswa untuk melek politik. Melek politik ini sekurangnya nampak dalam kemampuan untuk memilah informasi dan menyampaikan aspirasi.

Harapannya, akan terwujud kesadaran yang lebih kuat akan pentingnya terlibat dalam hidup bersama, bukan hanya dalam konteks politik bernegara melainkan juga dalam konteks komunitas yang lebih kecil namun konkret, sekurangnya di universitasnya.(tok)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News