KILASJATIM.COM, SURABAYA: Mardiana (33), warga Bengkulu yang kos di Jalan Menanggal, Surabaya ditangkap setelah membunuh bayi laki-lakinya yang baru berusia dua hari.
Kapolsek Gayungan, Kompol Suhartono mengatakan pelaku membunuh dengan cara membekap mulut bayinya menggunakan tangan selama 10 menit di bagian hidung dan mulut.
Diketahui pelaku melahirkan seorang diri di kamar mandi dalam kos, sekitar pukul 21.30 WIB.
“Memang niat, karena tidak ingin punya anak lagi. Bayi itu dibekap selama 5-10 menit di bagian hidung dan mulutnya menggunakan tangan kosong sebelah kanan. Setelah bayi meninggal, tersangka menyembunyikannya di keranjang pakaian selama 2 hari, sebelum dibuang di samping warkop daerah Menanggal,” katanya, Jumat (16/12/2022).
Tersangka mengaku membunuh anak keempatnya itu dilatarbelakangi perekonomian. Ia mengaku tak sanggup menghidupi bila tambah anak lagi dengan suami sirinya yang sudah berjalan selama 6 tahun.
“Dia ini punya tiga anak, masih kecil-kecil dari suami yang menikahinya secara siri. Karena faktor ekonomi. Sejak awal memang sudah menutup diri kalau hamil. Setelah meninggal, jasad bayi itu dibuang sendiri dengan menggunakan sepeda onthel,” tambahnya.
Untuk mengelabui tetangga dan suaminya sendiri, Mardiana mengaku terjangkit tumor ganas akibat mal praktik suntik KB.
“Kalau ditanya, dia ngaku gak hamil tapi terkena tumor. Dengan alasan itu, pelaku menjelaskan ke suaminya, ini akibat dari suntik KB, makanya pembengkakan,” jelasnya.
Pelaku mengaku tidak sanggup membayar pemakaman bayinya tersebut sehingga memilih menaruh jasadnya di samping warung.
“Saya enggak punya biaya untuk memakamkan anak saya. Karena sudah punya anak 3 masih kecil-kecil semua,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, jenazah bayi laki-laki ditemukan warga di sebuah warung yang berada di Jalan Menanggal V atau depan Mie 55, Surabaya, Sabtu (10/12).
Jenazah bayi yang dibungkus di dalam kantong kresek warna putih dan dibungkus selimut warna merah itu ditemukan oleh saksi yang bernama Saekan (61), pemilik warung yang juga warga Menanggal V. (ari)
