KILASJATIM.COM, Malang – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan silaturahmi dengan peserta Eko-Tren One Pesantren One Product (OPOP) Tahun 2023 di Harris Hotel and Conventions, Kota Malang, pada Jumat (17/3/2023).
Dalam kesempatan itu, Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasinya terhadap semua ikhtiar serta kontribusi Eko-tren dalam perekonomian Jatim. Melalui Eko-tren OPOP, para santri yang kesehariannya lebih fokus mempelajari ilmu agama, kini memiliki kesempatan untuk memperkaya pembelajaran bidang ekonomi dan berlatih kewirausahaan secara praktis.
“Dasar ilmu di pondok pesantren adalah pembelajaran dan pemahaman ilmu agama. Jadi, adanya Eko-tren OPOP ini telah memberi penguatan baru bagi pembelajaran dan perluasan jejaring ekonomi pesantren,” ujarnya.
Hal ini mengingat bahwa OPOP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren, sehingga para santri dan pesantren kini dapat memberikan suntikan pada perekonomian melalui kegiatan berwirausaha.
“Saya yakin kalau kita kelola dengan profesional sesuai kompetensi, dan kita sungguh-sungguh fokus pada usaha mengembangkannya, pondok pesantren akan menjadi fundamen ekonomi bukan hanya di pondok itu sendiri, tapi juga di lingkungan alumninya khususnya yang berada di Jawa Timur,” tegasnya.
Orang Nomor Satu di Jatim ini juga mendukung adanya sinergi dan kolaborasi antara pesantren dan alumni serta pakar ekonomi dari perguruan tinggi dan pelaku dudika (dunia usaha, dunia industri dan dunia kerja).
Eko – Tren OPOP juga harus melakukan percepatan kolaborasi dan sinergi dengan Hexa Helix (pemerintah, swasta, perguruan tinggi, permodalan/ lembaga keuangan, media serta masyarakat). Ia mencontohkan, di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, ada sinergi dengan alumni Universitas Brawijaya Malang yang memberikan pengayaan ekonomi dan wirausaha.
“Di Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang, bersama Kyai Bisri ini ada sinergi dengan alumni dan pakar dari Universitas Brawijaya Malang. Para santri dipandu terus ilmunya, dalam satu bulan para santri sudah mendapat ilmu entrepreneur dan pengolahan produk,” katanya.
Untuk diketahui, beberapa program pengayaan pesantren ini di antaranya ialah santripreneur, yaitu program pemberdayaan santri yang bertujuan menumbuhkan pemahaman dan ketrampilan santri dalam menghasilkan produk unik sesuai syariah yang berorientasi pada kemanfaatan dan keuntungan.
Lalu, Pesantrenpreneur yang merupakan program pemberdayaan ekonomi pesantren melalui Koperasi Pondok Pesantren yang bertujuan menghasilkan produk halal unggulan yang mampu diterima pasar lokal, nasional, dan internasional.
Serta Sosiopreneur sebagai program pemberdayaan alumni pesantren yang disinergikan dengan masyarakat. Pemberdayaan dilakukan dengan beragam inovasi sosial, berbasis digital teknologi dan kreativitas secara inklusif.
Dalam forum silaturahmi ini, turut diberikan sertifikat halal kepada 5 Koppontren oleh Gubernur Khofifah, yaitu Koppontren Nurul Faroh dan Koppontren Al Miftah dari Kab. Lumajang, Koppontren Al Mahrusiyaj Lirboyo dari Kota Kediri, Koppontren Al Khusyu dari Kab. Blitar, dan Koppontren Al Amanah Bakery dari Kab. Sidoarjo.
Selain itu juga diluncurkan Tabungan Santri bersama Bank Jatim. Tabungan Santri ini sendiri adalah produk simpanan dana berdasarkan prinsip syariah yang ditujukan kepada santri atau pengurus di lingkungan pondok pesantren atau lembaga pendidikan berbasis Islam.
Tabungan Santri ini di-launching dengan tujuan meningkatkan pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pesantren melalui One Pesantren One Product (OPOP). Tabungan Santri yang bisa dengan mudah ditarik dan disetor sewaktu-waktu ini juga memberi kemudahan bagi orangtua untuk mengirim uang kepada anaknya yang tengah menyantri.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur Andromeda Qomariyah juga menunjukkan dukungan dan apresiasinya kepada Eko-tren, khususnya OPOP dan Koperasi Pondok Pesantren (Koppontren). Pasalnya, dua program ini sukses mengantarkan para santri menjadi pemuda entrepreneur dan sosiopreneur, serta pemberdaya usaha alumni pesantren.
OPOP sendiri, lanjutnya, menerima apresiasi langsung dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (KemenPAN-RB) dan mengantarkan Jatim pada penghargaan Innovative Government Award 2023 Kementerian Dalam Negeri.
“Eko-tren dan OPOP ini mengajak santri menjadi pemuda entrepreneur dan sosiopreneur. Ini adalah bentuk pemberdayaan usaha alumni pesantren yang outputnya terlihat,” jelasnya.
“Bahkan, Eko-tren OPOP juga telah mendapatkan apresiasi dari KemenPan-RB dan telah mengantarkan Jatim kepada Innovative Government Award 2023 dari Kementerian Dalam Negeri,” paparnya.
KH Mohammad Bisri pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang pun menyebutkan bahwa iklim perekonomian di pesantren terdongkrak dengan adanya inovasi kewirausahaan ini.
Apalagi, sebagai mantan rektor Universitas Brawijaya, kolaborasi antar kedua institusi pendidikan itu dapat memberikan nilai tambah yang berarti bagi kesejahteraan bagi Ponpes Bahrul Maghfiroh.
“Beda pesantren dan Universitas Negeri itu ada pada salah satunya pengolahan keuangannya. Karena itu pesantren harus belajar mandiri secara keuangan. Dengan adanya Eko-tren dan OPOP ini, pondok pesantren menjadi sangat terbantu karena bisa mandiri dengan produk yang dibuat dan dipasarkan nya,” katanya.
“Di sini dengan Universitas Brawijaya Malang kami mengundang pakar dan alumni yang ahli dalam bidangnya untuk memberi pengayaan ilmu wirausaha. Hanya dalam satu bulan kita sudah punya kemampuannya dan produk untuk menunjang perekonomian pesantren,” tutupnya. (rie)