KILASJATIM.COM, Surabaya: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji dilantik di Istana Negara oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis (20/2/2025). Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, menyampaikan selamat atas pelantikan duet pemimpin Kota Pahlawan tersebut, serta menyampaikan dukungan kepada Eri-Armuji untuk menuntaskan sejumlah tantangan pengembangan infrastruktur ke depan.
“Selamat bekerja, Pak Eri Cahyadi dan Pak Armuji. Kami optimistis, karena beliau berdua telah teruji sekitar 4 tahun terakhir memimpin Surabaya pada situasi yang tidak mudah, termasuk karena pandemi Covid-19, ke depan Surabaya InsyaAllah bisa terus tumbuh berkelanjutan, maju, dan guyub rukun,” ujar Eri, Kamis, 20/2/2025.
Terkait infrastruktur, Eri mengatakan, pihaknya mendukung Pemkot Surabaya untuk terus melakukan penguatan komponen-komponen utama infrastruktur kota.
“Infrastruktur dalam hal ini kesatuan sistem sarana dan prasarana yang tidak terpisahkan satu sama lain dalam mendukung sektor-sektor pelayanan yang ada di Kota Surabaya,” ujar Eri.
Eri menyebut sejumlah penguatan komponen utama infrastruktur kota yang perlu menjadi fokus. Pertama, pengendalian banjir, antara lain dengan menuntaskan dan mengintegrasikan pembangunan saluran untuk menurunkan luas dan lama genangan. Selain itu, solusi berbasis alam seperti pemulihan ekosistem sungai maupun penambahan resapan air perlu terus dilakukan.
“Titik genangan memang sudah berkurang, dari sekitar 400 titik menjadi sekitar 200 titik pada 2024. Tentu itu harus terus diturunkan angkanya. Kalau dalam konteks adaptasi dan mitigasi banjir, paling tidak lama genangan harus semakin cepat durasi waktunya,” ujarnya.
Kedua, lanjut Eri, adalah penguatan infrastruktur transportasi publik untuk menghasilkan pola mobilitas warga yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
“Mobilitas aktif warga dengan bersepeda dan berjalan kaki dalam konsep masa depan ‘15-minutes city’ tetap perlu didukung transportasi publik untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, terutama ketika butuh perjalanan jarak jauh. “Di kota-kota dunia berkonsep ‘15-minutes city’, penyempurnaan transportasi publik juga terus dilakukan tanpa henti,” jelas Eri.
Ketiga, papar Eri Irawan, adalah manajemen persampahan yang berbasis pembenahan di bagian hulu dengan penguatan dan penambahan infrastruktur persampahan berupa TPS 3R dan Rumah Kompos.
“Kita harus terus mengurangi timbulan sampah yang diproses di TPA melalui pemilahan sejak lingkungan terkecil, optimalisasi TPS 3R, Rumah Kompos, biopori, atau pelibatan komunitas pengolah sampah termasuk warga yang memiliki usaha budidaya hewan tertentu yang membutuhkan sampah makanan untuk pakan,” papar Eri.
Keempat, infrastruktur yang mendorong penyediaan hunian layak dan terjangkau serta pendistribusian air bersih yang baik. Surabaya harus terus menambah hunian vertikal berupa Rusunawa untuk memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau bagi penduduk di tengah keterbatasan lahan.
Kelima, pemerataan infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan ruang publik seperti taman aktif untuk memastikan keadilan ruang dapat berjalan efektif, termasuk memenuhi harapan sebagai ”15-minutes city” di mana tempat-tempat penting tertentu dapat dijangkau dalam waktu 15 menit melalui mobilitas aktif seperti bersepeda dan jalan kaki.
“Tentu saja hal itu harus ditopang dengan transformasi zonasi agar terjadi pencampuran guna lahan (mixed-use) secara optimal,” jelas mantan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur tersebut.(ADV/den)