Ekonomi Indonesia Membaik, Penghujung Tahun 2022 Pasar Bursa Ditutup Positif

oleh -268 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta  – Menyongsong perkembangan pasar modal Indonesia yang lebih baik ke depannya, perdagangan saham tahun 2022 ditutup Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) K.H. Ma’ruf Amin disaksikan oleh seluruh pelaku pasar secara hybrid pada Jumat (30/12).

Sepanjang tahun 2022, meskipun dihadapkan oleh sejumlah tantangan global, pasar modal Indonesia berhasil menorehkan beberapa pencapaian yang positif .

Diretktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rahman dalam sambutannya mengatakan, sepanjang tahun 2022, meskipun dihadapkan oleh sejumlah tantangan global, pasar modal Indonesia berhasilmenorehkan beberapa pencapaian yang positif .

“Aktivitas pasar modal sepanjang tahun 2022 bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mencapai level 6.850,52 pada tanggal 28 Desember 2022 (meningkat 4,09 persen dari posisi 30 Desember 21),” ujarnya di Jakarta, Jumat (30/12/22).

Ditambahkan Iman, Pertumbuhan IHSG  sempat menembus rekor baru, yakni pada level 7.318,016 pada 13 September 2022. Sementara itu, kapitalisasi pasar pada 28 Desember 2022 mencapai Rp9.509 triliun atau naik 15,2 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yakni Rp8.256 triliun, dan juga sempat menembus rekor baru sebesar Rp9.600 triliun pada 27 Desember 2022.

Sementara itu aktivitas perdagangan turut membukukan kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu. Rata – Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) tercatat Rp14,7 triliun atau naik 10 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp13,4 triliun.

Selanjutnya, frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1,31 juta kali transaksi atau naik 1,1 persen dibandingkan akhir tahun 2021 dan merupakan nilai tertinggi jika dibandingkan dengan Bursa di Kawasan ASEAN sepanjang empat tahun terakhir.

Baca Juga :  Pertamina MOR V Siapkan Mobile Storage di 11 Titik SPBU

“Pertumbuhan juga tercermin pada rata – rata volume transaksi harian yang telah mencapai 23,9 miliar saham atau naik 16 persen dibandingkan akhir tahun lalu,” terang  Iman Rahman.

Di tahun 2022, minat perusahaan untuk memobilisasi dana jangka panjang melalui pasar modal juga masih terus meningkat. Hingga 28 Desember 2022, telah terdapat 59 perusahaan tercatat yang melakukan Initial Public Offering (IPO) dan mencatatkan sahamnya di PT Bursa Efek Indonesia (BEI),sehingga sebanyak 825 perusahaan telah mencatatkan sahamnya di BEI.

Total fund-raised IPO saham, jelas Iman, mencapai Rp33,06 triliun. Pencapaian ini merupakan yang tertinggi sejak swastanisasi Bursa Efek pada tahun 1992. Selain itu, pencapaian ini juga merupakan IPO terbanyak di Kawasan ASEAN selama empat tahun berturut-turut sejak tahun 2019.

“Pencapaian positif turut tercermin dari meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Total jumlah investor di pasar modal Indonesia per 28 Desember 2022 telah meningkat 37,5 persen menjadi 10,3 juta investor dari sebelumnya 7,48 juta investor per akhir Desember 2021,” paparnya

Untuk rencana strategis tahun 2023, KPEI telah menyusun beberapa program utama, di antaranya program untuk mendukung kegiatan transaksi bursa seperti pengembangan kliring untuk perdagangan karbon, dukungan sistem e-IPO untuk Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), dan dukungan untuk Kontrak Opsi Indeks Saham. Selain itu KPEI juga akan melakukan pengembangan produk untuk CCP over-the-counter (OTC) Derivatif SBNT, pengembangan Sistem Collateral Management Terintegrasi (untuk transaksi OTC SBNT, transaksi Bilateral, dan Triparty Repo), serta pengembangan portal keanggotaan pasar uang. KPEI juga akan melakukan program-program pengembangan untuk penyempurnaan infrastruktur teknologi khususnya untuk aplikasi e-CLEARS.

Kustodian Sentral Efek Indonesia

Baca Juga :  Bank Jatim Jaga Pertumbuhan Tetap Positif di Triwulan Dua 2022

PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan beberapa pencapaian berdasarkan kinerja operasional maupun data statistik sepanjang tahun 2022. Jumlah investor pasar modal Indonesia yang tercatat di KSEI sampai dengan 28 Desember 2022 telah mencapai 10,3 juta investor atau meningkat 37,53persen dari akhir tahun 2021 yang sebelumnya berjumlah 7,49 juta. Jumlah yang telah mencapai dua digit tersebut telah tercapai sejak November 2022 lalu. Jumlah tersebut terdiri dari investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI, dengan komposisi 4,44 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya, 9,59 juta investor memiliki aset reksa dana dan 830 ribu investor memiliki aset SBN. Pertumbuhan jumlah investor di wilayah timur, yaitu Papua dan Maluku mengalami pertumbuhan sekitar 40 persen dan menjadi pertumbuhan tertinggi dibandingkan wilayah lainnya

Usia investor pasar modal Indonesia yang didominasi generasi Milenial dan Gen-Z menjadi salah satu alasan maraknya pengembangan serta proses digitalisasi di pasar modal selama beberapa waktu terakhir. Peran platform financial technology (fintech) semakin penting untuk investasi di pasar modal. Hal ini dibuktikan dengan data KSEI bahwa 78,17 persen investor memiliki rekening investasi di selling agent fintech. Jumlah tersebut didominasi oleh investor individu sebanyak 99,63 persen. Adapun frekuensi transaksi subscription oleh selling agent fintech mendominasi transaksi reksa dana dengan peningkatan sebesar 17 persen dari 21,63 juta juta pada tahun 2021 menjadi 18,48 juta per 26 Desember 2022. (kj2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.