KILASJATIM.COM, Surabaya – Ribuan ojek dan taksi online memulai aksinya di depan Kantor Dishub Jatim dan Kantor Diakominfo Jatim di Jalan Ahmad Yani (frontage road). Sempat terjadi adu mulut dengan petugas yang berusaha memadamkan ban yang dibakar massa aksi.
“Ojok dipateni, aku sek demo, sek orasi. Engko tak pateni (Jangan dimatikan, saya masih demo, saya masih orasi. Nanti saya matikan sendiri), ” kata salah satu peserta aksi meneriaki sekuriti Diskominfo yang berusaha memadamkan api dengan alat pemadam ringan (apar), Selasa (20/5/2025).
Beruntung aksi adu mulut mereda setelah anggota polisi melerai dua pihak dan meminta sekuriti Diskominfo kembali masuk ke dalam kantor.
Dalam aksinya, mereka juga melakukan orasi dengan menuntut agar aplikator nakal segera ditindak serta segera membuat UU yang melindungi para pengemudi ojek online.
“Segera tindak aplikator nakal yang merugikan kami sebagai mitra. Kami ini mencari nafkah untuk anak agar tetap bisa sekolah dan dapur rumah tetap ngenul, ” ujar salah satu ojol yang melakukan orasi diatas mobil komando.
Akibat aksi ribuan ojol, Jalan Ahmad Yani (frontage road) yang mengarah ke dalam kota sempat ditutup dan dialihkan ke jalur jalan nasional.
Rencananya, ribuan ojol akan melakukan demo di beberapa lokasi diantaranya, Kantor Gubernur Jatim, Jalan Pahlawan, Gedung Negara Grahadi dan beberapa kantor aplikator di Surabaya.
Adapun tuntutan yang dibawa para ojol dalam aksinya kali ini diantaranya, ‘Mutlak turunkan potongan aplikasi menjadi 10 persen’, ‘Naikkan tarif pengantaran penumpang’, ‘Segera terbitkan regulasi pengantaran makanan dan barang’, ‘Tentutkan tarif bersih yang diterima mitra’ serta ‘Mendesak pemerintah segera terbitkan UU Transportasi Online’. (cit)