Bulan Suci, Toleh Yuk 10 Tempat Wisata Religi di Jatim Ini

oleh -1131 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Buat yang hobi traveling, selama bulan suci ini kamu bisa menoleh tempat wisata religi yang bertebaran di Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Keragaman wisata religi di Jatim tak terlepas dari kiprah para ulama yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa. Selain makam wali 5, masih banyak wisata religi di Jatim yang sering dikunjungi wisatawan. Yuk, simak ulasan berikut!

1. Masjid Al-Akbar

Masjid Al-Akbar Surabaya diresmikan oleh Presiden RI KH Abdurrahman Wahid bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November 2000. Masjid ini memiliki 45 pintu yang terbuat dari kayu jati. Atapnya berupa kubah besar yang didukung 4 kubah kecil berbentuk limasan. Bagian dalam kubah dihias dengan ornamen kaligrafi Alquran.

Masjid Al-Akbar Surabaya juga dilengkapi menara setinggi 99 meter. Untuk memasuki menara tersebut, pengunjung akan dikenakan tiket dengan harga Rp 7.000 bagi orang dewasa, dan Rp 5.000 bagi anak-anak.

Tak hanya itu, ada juga pertunjukan air mancur, Taman Asmaul Husna, dan Klinik Bekam. Alamat Masjid Al-Akbar Surabaya di Jalan Masjid Al-Akbar Timur No 1 Pagesangan, Surabaya.

2. Masjid Tiban Pintu Seribu

Masjid Tiban Pintu Seribu atau yang lebih sering disebut Masjid Turen, masih satu kawasan dengan Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah. Alamatnya di Jalan KH Wachid Hasyim Sananrejo, Turen, Malang.

Masjid ini memiliki konsep yang unik dengan ornamen campuran khas Turki, India, Rusia hingga Mesir.

Masjid Tiban Pintu Seribu terdiri dari 10 lantai yang dibuat sejak 1978. Tiap lantai memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Mulai dari tempat istirahat, musala, ruang makan, akuarium, dapur hingga pasar yang dikelola oleh santri. Ada pula kebun binatang mini serta taman yang bisa diakses oleh para pengunjung.

3. Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al-Maghribi

Masjid Aschabul Kahfi berada di Jalan Gedongombo, Semanding, Tuban. Pembangunan masjid ini digagas oleh KH Shubhan yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Aschabul Kahfi.

Masjid Aschabul Kahfi hampir tanpa polusi suara. Suasana hening di dalam masjid dirasa sempurna untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.

Untuk masuk ke dalam masjid, pengunjung harus turun melalui tangga. Masjid Aschabul Kahfi memiliki ruangan utama yang cukup gelap.

Tak ada sinar selain dari cahaya lampu. Arsitekturnya mirip bangunan Arab dengan pilar-pilar yang melingkar. Meski berada di dalam perut bumi, Masjid Aschabul Kahfi tetap memiliki kubah yang tak terlalu tinggi.

Baca Juga :  Pemkot Gelar Seminar Konvensi Hak Anak untuk Pengurus Rumah Ibadah Se-Surabaya

4. Makam Syekh Asmoro Qondi

Syekh Ibrahim Asmoro Qondi merupakan ayah dari Raden Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel. Syekh Asmoro Qondi lahir di Samarkand, Asia Tengah.

Syekh Asmoro Qondi diperkirakan datang ke Jawa sekitar tahun 1440 Masehi. Sebelum sampai di Tuban, Syekh Asmoro Qondi singgah di Gresik untuk menyebarkan agama Islam kepada penduduk sekitar.

Makam Syekh Asmoro Qondi terletak di Desa Gesikharjo, Palang, Tuban. Di area makam, terdapat banyak makam keluarga dan sahabat Syekh Asmoro Qondi.

Makam Syekh Asmoro Qondi yang paling berbeda. Bangunannya cukup besar berbentuk persegi, bertiang empat, dengan atap dari kayu. Makam Syekh Asmoro Qondi tak pernah sepi dari para peziarah yang datang dari berbagai daerah.

5. Masjid Cheng Ho Pasuruan

Masjid Cheng Ho Pasuruan dibangun atas inisiasi Komunitas Muslim Tiongkok untuk mengenang Laksamana Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.

Masjid ini diresmikan oleh Bupati Pasuruan Jusbakir Aldjufri pada 27 Juni 2008. Alamatnya di Jalan Raya Kasri No 18, Petung Sari, Petungasri, Pandaan, Pasuruan.

Masjid Cheng Ho Pasuruan memiliki arsitektur dengan gaya khas Tionghoa. Bangunan masjid dicat dengan sentuhan warna-warna cerah seperti warna hijau, merah, dan kuning keemasan.

Masjid Cheng Ho Pasuruan terdiri dari 2 lantai. Lantai dasar digunakan sebagai ruang pertemuan. Sementara lantai kedua menjadi ruang utama untuk salat.

6. Makam Gus Dur

Makam Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi salah satu wisata religi yang sering dikunjungi para peziarah.

Selain makam Gus Dur, terdapat pula makam Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari, makam Menteri Agama RI pertama KH Wahid Hasyim, serta makam adik kandung Gus Dur bernama KH Salahuddin Wahid.

Selain itu, para peziarah juga kerap mampir ke Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari yang letaknya tak jauh dari area pemakaman.

Museum tersebut menyimpan sejumlah koleksi yang berkaitan dengan sejarah masuknya Islam di Nusantara pada abad 11-19 Masehi. Kawasan Wisata Religi Makam Gus Dur berlokasi di Desa Cukir, Diwek, Jombang.

7. Makam Syekh Muhammad Kholil

Di Madura terdapat sebuah wisata religi yang sering dipadati oleh para pengunjung. Yakni Makam Syekh Muhammad Kholil yang terletak di Desa Martajasah, Bangkalan.

Syekh Muhammad Kholil dikenal sebagai ulama dan guru dari para kiai se-Jawa dan Madura. Semasa hidup, Syekh Muhammad Kholil menimba ilmu di beberapa pesantren di Indonesia hingga di Arab.

Baca Juga :  Kado HJKS Ke-730, JCI Bantu 1.000 Paket Sembako dan Alat Ibadah

Di area pemakaman, ada pula makam ayah Syekh Muhammad Kholil dan anggota keluarga keratin. Makam Syekh Muhammad Kholil dilengkapi dengan fasilitas masjid, kamar mandi umum, serta beberapa kios yang menjual makanan khas Madura dan suvenir untuk oleh-oleh.

8. Makam Syekh Maulana Ishaq

Syekh Maulana Ishaq merupakan putra dari Syekh Asmoro Qondi dan Nyai Retno Jumilah. Syekh Maulana Ishaq menyiarkan agama Islam di daerah Lamongan.

Syekh Maulana Ishaq wafat pada sekitar tahun 1463 M dan dimakamkan di Desa Kemantren, Paciran, Lamongan. Lokasinya dekat dengan pesisir Pantai Utara.

Di samping area pemakaman, terdapat sebuah masjid peninggalan Syekh Maulana Ishaq, yaitu Masjid Al Abror yang terdiri dari 2 lantai.

Setelah berziarah di makam Syekh Maulana Ishaq, para peziarah dapat menikmati panorama pantai utara dan membeli berbagai oleh-oleh khas Lamongan. Seperti Wingko Babat, Jumbrek, Ental, Marning, Keripik Sunduk, hingga Siwalan.

9. Makam Mbah Hamid

Makam Mbah Hamid atau KH Abdul Hamid masih satu kawasan dengan Masjid Agung Al Anwar. Tepatnya di Jalan KH Wachid Hasyim No 104, Kebonsari, Panggungrejo, Pasuruan.

Pengaruh Mbah Hamid dalam perkembangan Islam di Jawa Timur sangat besar. Dalam menyampaikan ajaran Islam, Mbah Hamid kerap memadukan dengan kearifan lokal agar mudah dipahami oleh para pendengarnya.

Selain makam Mbah Hamid, para peziarah juga berdoa di depan makam keluarga ulama, seperti makam Habib Ja’far bin Syaikhon Assegaf dan makam Bupati Pasuruan pertama Kanjeng Adipati Nitidiningrat.

Para peziarah juga bisa menikmati suasana alun-alun di depan Masjid Agung Al-Anwar serta belanja pernak-pernik khas Pasuruan.

10. Situs Giri Kedaton

Situs Giri Kedaton merupakan pusat penyebaran agama Islam. Pada tahun 1408 Saka atau 1486 M, Sunan Giri mendirikan sebuah tempat bernama Kedaton Tundo Pitu.

Mulanya, tempat tersebut digunakan sebagai tempat para santri menuntut ilmu agama. Hingga kemudian menjadi pusat pemerintahan kerajaan Islam Giri Kedaton.

Situs Giri Kedaton berdiri di sebuah bukit yang lumayan tinggi. Di sebelah kiri Situs Giri Kedaton ada 2 buah lubang berbentuk persegi yang diyakini sebagai tempat mengambil air wudu.

Di sekitar Situs Giri Kedaton juga terdapat Makam Mpu Supo dan Raden Supeno. Situs Giri Kedaton dekat dengan area pemakaman Sunan Giri di Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik. (bbs/fiq)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.