BI Optimis Tingkat Ketahanan Perekonomian Jawa Timur Menguat

oleh -968 Dilihat

KILASJATIM.COM, Surabaya – Kinerja perekonomian Jawa Timur pada kuartal II-2023 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 5,24 persen dalam basis tahunan (year on year / y-on-y). Angka ini mengalahkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen .

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Jatim Doddy Zulverdi menyampaikan hal tersebut dalam kesempatan Bincang Bareng Media (BBM) di kantor Bank Indonesia Jl. Pahlawan Surabaya, Selasa (8/8/2023).

Dijelaskan Doddy, peningkatan tersebut menunjukkan tingkat ketahanan ekonomi domestik terhadap tekanan global terus menguat. Provinsi ini juga menjadi kontributor terbesar kedua dalam perekonomian Indonesia setelah DKI Jakarta, dengan peran mencapai 14,45 persen. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini didorong oleh konsumsi rumah tangga yang stabil, tingginya aktivitas perjalanan wisatawan, serta keberlanjutan investasi di Jawa Timur.

“Dibandingkan kuartal I/2023 terdapat akselerasi pertumbuhan yang mencapai 4,96 persen. Faktor pendukung pertumbuhan ekonomi Jatim disebabkan karena peningkatan Investasi PMA (Penamaan Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri), konsumsi pemerintah, dan konsumsi rumah tangga (meskipun sedikit melambat karena triwulan yoy tahun lalu mengalami lonjakan mobilitas),” jelasnya.

Data menunjukkan bahwa ekonomi Jawa Timur mengalami akselerasi pertumbuhan yang tertinggi di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023 dalam basis perbandingan dengan kuartal sebelumnya (quarter to quarter / qtq) mencapai 2,66 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tercatat sebesar 2,08 persen, Jawa Tengah mencapai 1,61 persen, DKI Jakarta sebesar 1,25 persen, Banten sebesar 1,11 persen, dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 0,90 persen.

Ditambahkan, pada tahun ini, konsumsi rumah tangga terlihat seolah melambat namun tetap positif di atas 5 persen. Pada periode triwulan II 2023, ekonomi Jawa Timur juga berkontribusi signifikan pada pertumbuhan perekonomian nasional sebesar 14,45 persen, dan 25,23 persen terhadap perekonomian Pulau Jawa.

Baca Juga :  Kasus Covid-19 di Jawa Timur Alami Peningkatan, 3 Orang Meninggal

Selain itu, konsumsi pemerintah juga mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan belanja pegawai Aparatur Sipil Negara (THR dan gaji ke-13) serta belanja barang dan jasa yang sesuai dengan momen Hari Raya Idul Fitri.

Investasi di Jawa Timur juga menunjukkan tren yang positif. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi meningkat sebesar 6,43 persen (yoy), memberikan kontribusi sebesar 26,44 persen terhadap PDRB Jawa Timur. Perbaikan dalam hal investasi utamanya didorong oleh kelanjutan Proyek Strategis Nasional, proyek berdasarkan Perpres No. 80 Tahun 2019, serta proyek swasta dan proyek daerah yang berlangsung pada tahun 2023. Selain itu, terjadi peningkatan investasi dari perusahaan domestik yang sejalan dengan potensi kenaikan permintaan dalam negeri.

” Hal ini menandakan bahwa Jawa Timur menawarkan iklim investasi yang kondusif bagi para investor. Akselerasi investasi di Jawa Timur didukung oleh tingginya likuiditas di kalangan perusahaan,” papar Doddy.

Tidak hanya itu, sektor perbankan juga menunjukkan kinerja yang positif. Pada Triwulan II-2023, kinerja intermediasi perbankan di Jawa Timur tetap terjaga dengan meningkatnya kredit baik pada korporasi maupun ritel.

Hal ini berkaitan dengan penurunan suku bunga kredit perbankan serta perbaikan risiko kredit pada Triwulan II-2023. Risiko kredit terpantau semakin membaik dan berada di bawah batas ambang (5%), sementara Rasio Moneter Internasional perbankan juga tetap terjaga (rentang RMI 80% – 92%). Seluruh hal ini turut mendukung akselerasi investasi di Jawa Timur.

Pertumbuhan ekonomi yang mencatat akselerasi di Jawa Timur serta keberlanjutan investasi menunjukkan daya tahan yang kuat dalam menghadapi perkembangan ekonomi global yang sulit. Hal ini menandakan Jawa Timur sebagai salah satu lokomotif utama bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

BI Kanwil Jatim optimistis angka pertumbuhan ekonomi di Jatim ini akan terus mengalami kenaikan dan akselerasi positif seiring dengan penurunan laju inflasi. Berdasarkan Grafik Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi Jatim menunjukkan tren penurunan. Tercatat 4,11 persen pada Juli tahun ini (YoY).

Baca Juga :  PPATK Diminta Buka Transaksi Janggal Rp 300 Triliun

Namun demikian, penurunan itu masih sedikit lebih tinggi dari target nasional. Sedangkan inflasi month to month lebih rendah dari nasional. Itu karena, Surabaya masih menjadi penyumbang inflasi terbesar di Jatim (4,60%). Meskipun, tren laju inflasi di kota ini menurun.

“BI Jatim cukup optimistis inflasi di Jatim pada Agustus ini akan memenuhi target karena dukungan berbagai program,”
tandasnya.

BI Jatim juga memastikan perbaikan dan akselerasi masih terjadi. Namun demikian, kondisi global harus tetap diwaspadai. Terutama dampak geopolitik yang belum tuntas, gangguan supply chain ekspor impor serta suku bunga inflasi di negara-negara maju masih tetap tinggi.

Kondisi ekspor Jatim masih tipis karena dampak global. Tapi masih ditutupi oleh kinerja permintaan domestik. Mitigasi resiko ketidakstabilan nilai tukar ini turut menjadi perhatian Gubernur BI dengan mendorong kebijakan intervensi di luar suku bunga.

Sementara secara keseluruhan, perekonomian seluruh provinsi di Pulau Jawa sebagai penyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) nasional terbesar turut mengalami kenaikan.

Antara lain karena faktor kekuatan konsumsi rumah tangga seperti libur hari besar keagamaan, libur panjang sekolah dan insentif pembayaran yang dikeluarkan oleh pemerintah (konsumsi pemerintah) serta investasi dengan kontribusi 3,46 persen pada triwulan I 2023 naik menjadi 5,49 persen pada triwulan II 2023.

“Ini sedikit menutup perlambatan di sisi ekspor. Tren inflasi di Pulai Jawa juga terus menurun dan beberapa bulan terakhir berada di kisaran target 3%,” pungkasnya..(nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.