KILASJATIM.COM, Jakarta – PT Bank Multi Arta Sentosa Tbk (“Peseroan”) telah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“RUPST”) Senin ( 09/5/2022). Salah satu hasil rumusan yang disetujui sisa laba untuk penguatan modal, serta ditetapkan tidak ada pembagian deviden karena PT Bank Multi Arta Sentosa Tbk menyiapkan strategi memenuhi ketentuan modal inti Rp 3 triliun di akhir 2022.
Direktur utama Bank MAS Danny Hartono menyampaikan kepada media melalui virtual, bahwa penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2021 yakni sebesar Rp 213 miliar yang digunakan untuk pembentukan Dana Cadangan Wajib, Sisa laba untuk penguatan modal, serta ditetapkan tidak ada pembagian dividen. Selain itu, Bank MAS juga mendorong para pemegang warrant yang ditebar saat melakukan initial public offering (IPO).
” Jumlah 168 juta waran kalau ditukarkan harga 3.500 maka dapat sekitar Rp 651 miliar modal disetor. Ke depannya kita lihat nanti kita lihat dan harapkan penuhi Rp 3 triliun. Tidak tutup kemungkinan bank akan semakin besar sehingga butuh modal besar dan sinergi kerja sama dengan strategis partner atau investor,” ujar Danny Hartono .
Sementara itu, Bank MAS mencatatkan Laba Tumbuh 96,99%, Tahun 2021 Bank MAS dapat memberikan kinerja keuangan yang baik, serta pertumbuhan yang sehat. Bank MAS membukukan peningkatan laba sebesar 96,99% atau mencapai Rp213,13 miliar yang didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih meningkat sebesar 39% serta ditambah dengan peningkatan dari Pendapatan operasional lainnya sebesar 192% dan beban operasional meningkat 9%.
Bank MAS mencatatkan pertumbuhan DPK sebesar sebesar 4,44% yaitu menjadi Rp20,17 triliun dari Rp19,32 triliun pada tahun sebelumnya. Hal ini ditopang dari pertumbuhan Tabungan sebesar 43,09% mencapai Rp. 1,60 triliun, Deposito tumbuh sebesar 4,62% mencapai RP13,47 triliun dan Giro sedikit menurun 4,07% menjadi Rp 5,11 triliun.
Dijelaskan Danny, pertumbuhan tabungan tersebut ditopang dari layanan digital dimana Bank MAS mulai menawarkan online onboarding – pembukaan rekening secara digital tanpa nasabah datang ke cabang.
“Bank juga berhasil mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar sebesar 5,31% dari sebelumnya Rp7,49 triliun menjadi Rp7,88 triliun. Dalam memberikan kredit Bank MAS tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian. Karenanya NPL Bank MAS juga membaik, rasio NPL Net di tahun 2021 menjadi 0,51% di bandingkan Tahun 2020 dengan rasio 1,90%. Sedangkan untuk Rasio NPL gross sebesar 2,48% di tahun 2021 dibandingkan dengan 3,66% NPL gross di tahun 2020,” paparnya.
Danny Hartono Direktur Utama Bank MAS dalam paparannya melalui virtual Senin (9/5/2022)
Bank mampu menjaga kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR) di akhir tahun 2021 mencapai 26,42% di atas level yang dipersyaratkan oleh Regulator. Sedangkan untuk Rasio BOPO sebesar 78,68%.
Di tahun 2022 Bank MAS fokus memperkuat stuktur permodalan sesuai dengan ketentuan Regulator bertujuan agar Bank dapat bertumbuh secara sehat dengan penukaran warrant yang diberikan saat IPO.
” Kami juga terus mengakselerasi pengembangan platform digital yang sudah dimiliki Bank MAS untuk memperluas akusisi nasabah melalui inovasi produk pinjaman dan simpanan, serta mendukung pengembangan usaha nasabah melalui peningkatan volume kredit,” pungkas Danny.
Dalam RUPS juga dilakukan
Perubahan Susunan Pengurus, Perseroan menyetujui
Pengangkatan Rahmat Bagas Santoso selaku Direktur Perseroan, yang berlaku efektif sejak tanggal OJK memberikan persetujuan terhadap pengangkatan tersebut. Pengunduran diri Nurjani Djunaedi terhitung sejak 31 Mei 2022.
Dengan demikian setelah ditutupnya RUPST, maka susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang menjabat adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris :
Komisaris Utama
: Juwita Ekawati Winoto
Komisaris
: Tommy Mukdani
Komisaris
: Nancy Herawati
Direksi :
Direktur Utama
: Danny Hartono
Direktur
: Budi Afandi Winoto
Direktur
: Fely Retnowati
Direktur
: Iwan Yuda Pramudhi
Direktur
: Haryati Lawidjaja
Direktur
: Rahmat Bagas Santoso. (kj2)