KILASJATIM.COM, Sidoarjo – Perkumpulan Pedagang Jalanan Indonesia (PEDALINDO) berhadil membuktikan perannya dalam menghidupkan dan memberdayakan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui penyelenggaraan Car Free Day (CFD) di Jl. Ponti, Sidoarjo.
Lebih dari sekadar fasilitator, organisasi kemasyarakatan ini menjelma menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, pendamping, dan pembimbing bagi para pedagang jalanan.
Pemberdayaan UMKM sebagai Prioritas Utama.
Junius Bram, selaku Founder & Ketua Dewan Pembina menyampaikan, CFD Jl. Ponti menjadi arena utama bagi para UMKM untuk memamerkan dan memasarkan produk mereka, sekaligus mengembangkan usaha.
“Fokus utama kami adalah perjuangan ekonomi kreatif berbasis kerakyatan. Aktifitas mereka setiap hari Minggu, pukul 05.00 hingga 10.00 WIB, Jl. Ponti bertransformasi menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial, bebas dari kendaraan bermotor, dan dipenuhi hiruk pikuk transaksi jual beli,” ujar Bram, panggilan akrabnya.
Kolaborasi dan Adaptasi di Tengah Tantangan
PEDALINDO dipercaya penuh dalam mengelola CFD Jl. Ponti. Mereka aktif berkolaborasi dengan beragam komunitas, mulai dari pegiat sepeda onthel, kelompok senam, hingga pejalan kaki, guna menciptakan suasana yang kondusif bagi pelaku UMKM.
“Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya pengalaman pengunjung, tetapi juga memastikan kelancaran aktivitas ekonomi,” imbuhnya.
Bahkan saat pandemi COVID-19 melanda, ketangguhan PEDALINDO teruji. Alih-alih berhenti, mereka justru menunjukkan adaptasi luar biasa dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Penyemprotan disinfektan, kewajiban penggunaan masker, face shield, hand sanitizer, dan bahkan sarung tangan bagi pedagang menjadi standar operasional.
“Saat oandemi, Satgas khusus pun dibentuk untuk memastikan ketertiban dan kelancaran, membuktikan komitmen PEDALINDO terhadap kesehatan masyarakat sekaligus keberlanjutan ekonomi,” tegas Bram.
Jejak Langkah dan Kontribusi Nyata
Sejak dibukanya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Juni 2020, para pedagang yang bernaung di bawah PEDALINDO di Jl. Raya Ponti Sidoarjo kembali menggeliat, menandai kebangkitan ekonomi kerakyatan. Januari 2021, PEDALINDO merilis pernyataan tentang perjuangan mereka menyelamatkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi, sembari mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah Sidoarjo atas dukungan yang tak henti.
Tak hanya fokus pada CFD, PEDALINDO juga memperluas jangkauan kontribusinya. Pada Oktober 2024, berkolaborasi dengan RRI Surabaya, mereka menggelar acara “On Air On The Road” di CFD Jl. Ponti, GOR Sidoarjo.
“Acara ini sukses mendongkrak daya beli masyarakat terhadap produk UMKM melalui penampilan band indie dan dialog interaktif. Kami juga proaktif memberikan pendampingan dan bimbingan kepada pedagang agar produk mereka lebih inovatif dan kompetitif,” papar Junius Bram.
Selain itu, kepedulian sosial PEDALINDO juga tercermin dari kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan kegiatan sosial lainnya. UMKM PEDALINDO juga terlibat aktif dan bermitra dengan komunitas Seni dan Budaya dalam acara Hari Musik Nasional di Surabaya, pada November 2024 ikut memeriahkan Event JEEF bersama MAKI Jatim yang diselenggarakan di Grand City Surabaya dan beraviliasi dengan kelompok paguyuban UMKM yang lain .
Daya Tarik dan Layanan di CFD Jl. Ponti
CFD Jl. Ponti dikenal sebagai magnet bagi pedagang dan pengunjung. Beragam jenis barang diperjualbelikan, mulai dari kuliner khas tradisional seperti rawon, pempek, coto Makasar, Gudeg, Soto Banjar, sate, hingga hidangan kekinian seperti sushi, gohyong, dan mille crepes. Kerajinan tangan lokal pun turut memeriahkan suasana. Tak jarang, layanan tambahan seperti pemeriksaan kesehatan gratis juga tersedia, semakin menambah nilai dan daya tarik CFD ini.
” PEDALINDO membuktikan keberadaannya sebagai pilar penting dalam menjaga dan mengembangkan ekosistem UMKM di CFD Jl. Ponti Sidoarjo. Peran krusial mereka, tidak hanya sebagai fasilitator tempat berjualan tetapi juga sebagai pendukung dan pembimbing bagi para pedagang, menjadikan CFD Jl. Ponti lebih dari sekadar area bebas kendaraan, melainkan pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang dinamis,” pungkas Junius Bram. (nov)