Tingkatkan Kesejahteraan Petani Hortikultura, PG Dukung Program Closed Loop Kemenko Perekonomian

oleh -209 Dilihat
Istimewa

KILASJATIM.COM, Surabaya: Petrokimia Gresik (PG) menandatangani MoU Closed Loop Agribisnis Hortikultura yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia untuk kesejahteraan petani di Jawa Timur dengan lokasi pertama bertempat di desa binaan program Tawangargo Smart-Eco Farming Village (TAMENG). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Keuangan dan Umum PG, Robby Setiabudi Madjid bersama Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian, Yuli Sri Wilanti di balai Desa Tawangargo, Kec. Karangploso, Kab. Malang.

Dalama rilis yang diterima, Robby menjelaskan bahwa, closed loop merupakan bentuk kolaborasi multi-stakeholder yang bertujuan untuk memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir, sehingga kesejahteraan petani dapat lebih ditingkatkan. Forum ini menjembatani petani hortikultura mulai dari penyediaan bibit berkualitas, agro input, sarana, modal hingga offtaker.

Closed loop ini selaras dengan program Makmur yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN Republik Indonesia maupun program Agrosolution yang dijalankan Pupuk Indonesia. Kami sangat mengapresiasi, dengan adanya closed loop ini PG bisa berkontribusi dan memberikan manfaat layanan maupun produk berkualitas lebih banyak lagi bagi petani,” ujar Robby beberapa waktu yang lalu.

Ia menambahkan, PG merasa bangga dapat berpartisipasi dalam program kemitraan ini. Inisiatif ini bukan hanya langkah maju dalam membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan, tetapi juga wujud nyata komitmen perusahaan dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Di Jawa Timur, peluncuran program closed loop ini dilakukan di kawasan binaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PG. Program TAMENG ini bertujuan untuk mewujudkan sustainable agriculture dengan peningkatan kapasitas SDM pertanian, adaptasi perubahan iklim dan intensifikasi untuk mencapai ketahanan pangan. Program ini penting mengingat salah satu kendala utama petani adalah perubahan iklim. Dalam konsep ini, PG berupaya mengajak para petani untuk menerapkan teknik climate smart agriculture  yang tidak hanya menjaga keberlanjutan pertanian tetapi juga meningkatkan pendapatan petani.

Baca Juga :  BI Optimis Kinerja Perekonomian Jatim 2018 Tumbuh Positif

Pada pembinaan TAMENG, juga diimplementasikan Smart Precision Farming sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. PG mendorong regenerasi petani dengan membuat iklim tani yang lebih modern. Selain itu, membangun kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memberikan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani.

Selain itu, PG juga membimbing petani untuk mampu mengadopsi berbagai teknologi terkini seperti Internet of Things (IoT), sistem drip dan alat uji tanah yang telah terbukti mampu mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mempermudah pekerjaan para petani. Implementasi teknologi ini juga telah menarik minat para petani muda untuk terjun dan berkontribusi dalam dunia pertanian.

“Program ini juga telah mendapatkan banyak apresiasi dari stakeholder di level nasional. Karena dinilai mampu menciptakan kemandirian ekonomi bagi petani, serta memberikan dampak baik yang berkelanjutan,” tandas Robby.

Adapun peran PG dalam kerja sama closed loop ini diantaranya menyediakan layanan Mobil Uji Tanah sehingga petani bisa mendapatkan rekomendasi pemupukan yang presisi. Berikutnya, menyediakan akses pupuk nonsubsidi bagi petani penerima manfaat serta melakukan kawalan budidaya dan pengendalian hama penyakit dengan menggunakan produk dan layanan terbaik dari perusahaan.

Tidak hanya itu, juga dilakukan penyerahan bantuan fasilitas pertanian berupa rumah uji coba pertanian dan rumah pengolahan pupuk organik cair. Tak lupa, petani juga mendapatkan fasilitas atau alat uji tanah mandiri, sehingga dapat dimanfaatkan untuk budidaya lebih efektif dan efisien di berbagai komoditas hortikultura.

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kemenko Perekonomian, Yuli Sri Wilanti menambahkan, melalui program closed loop, pihak yang bekerja sama akan melakukan pendampingan kepada petani dari hulu hingga hilir. Bagaimana petani bisa produksi sesuai dengan kebutuhan pasar. Sehingga ada jaminan pasar dan harganya, serta mendorong kesejahteraan petani.

Baca Juga :  Ciptakan Generasi Unggul dan Berani Bermimpi, Petrokimia Gresik Gelar PG Inspiration Day

“Petani kita perhatikan mulai dari pupuk, bibit, dan pembiayaannya. Bagaimana cara budidaya yang baik, bagaimana pascapanen atau pemasarannya. Sebagai contoh petani di TAMENG sebagai pertanian pertama di Malang yang mengadopsi smart precision farming. Jika ada peningkatan produktivitas, jaminan harga dan berdampak positif kesejahteraan, akan semakin banyak petani yang tergabung dalam program ini,” tutupnya.(den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.