Subsidi Listrik Diproyeksikan Membengkak hingga Rp90,32 Triliun di Akhir 2025

oleh -586 Dilihat

KILASJATIM.COM, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan alokasi subsidi listrik hingga akhir tahun 2025 akan mengalami peningkatan signifikan. Dari target awal sebesar Rp87,72 triliun, angka tersebut diperkirakan membengkak menjadi Rp90,32 triliun.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman Hutajulu, menyampaikan hal ini dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (30/6/2025). Menurutnya, fluktuasi nilai tukar rupiah (kurs) dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yang tidak menentu menjadi pemicu utama kenaikan proyeksi subsidi ini.

“Ada hal yang mendasari kenapa outlook-nya lebih tinggi dari yang sudah disepakati dalam APBN. Ini terutama berkaitan dengan kurs dan ICP, ini sangat volatile dan tidak bisa kita kendalikan,” terang Jisman.

Selain faktor eksternal tersebut, Jisman juga menyebutkan bahwa peningkatan volume penjualan listrik turut berkontribusi pada pembengkakan subsidi. Data menunjukkan volume penjualan listrik terus meningkat signifikan, dari 55 TWh pada tahun 2020 menjadi 71 TWh pada tahun 2024.

Untuk tahun 2025, target penjualan listrik ditetapkan sebesar 73,13 TWh. Namun, berdasarkan outlook terbaru, volume penjualan listrik berpotensi mencapai 76,63 TWh. Peningkatan ini, kata Jisman, mengindikasikan adanya perbaikan aktivitas ekonomi yang mendorong konsumsi listrik masyarakat.

Kementerian ESDM melaporkan, realisasi subsidi listrik per Mei 2025 telah mencapai Rp34,59 triliun, dengan volume penjualan subsidi sebesar 31,17 TWh. Sementara itu, realisasi subsidi listrik tahun 2024 yang telah diaudit mencapai total Rp77,05 triliun.

Mayoritas penerima subsidi listrik adalah rumah tangga dengan daya 450 VA dan 900 VA, yang porsinya mencapai 67,49 persen dari total subsidi. Selain itu, bisnis kecil dan industri kecil juga termasuk dalam daftar penerima subsidi. Kendati demikian, porsi subsidi listrik rumah tangga pada tahun 2025 diproyeksikan sedikit menurun menjadi 64,1 persen dalam target APBN 2025.

Baca Juga :  Pemerintah Siap Dukung Transformasi Sepak Bola Indonesia

Hingga Mei 2025, tercatat 24,75 juta pelanggan 450 VA dan 10,49 juta pelanggan 900 VA tergolong tidak mampu, dari total 85,40 juta pelanggan rumah tangga.(den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.