SKK Migas: Pasar Belum Maksimal Menyerap Produksi Gas

oleh -428 Dilihat

Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi saat pembukaan Lokakarya Media Periode II SKKMigas – KKKS Jawa Bali dan Nusa Tenggara di Tawangmangu, Rabu (5/7/2023).

KILASJATIM.COM, Tawangmangu – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara mencatatkan produksi gas di Jatim hingga bulan Mei 2023 telah mencapai lebih dari 190 ribu barrel per hari. Realisasi tersebut telah melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 180.

” Dari produksi tersebut yang terserap pasar hanya sebesar 564 MMscfd dari potensi 747 MMscfd. Artinya, ada sekitar 25% potensi gas di Jatim belum bisa terserap,” kata Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa Nurwahidi saat pembukaan Lokakarya Media Periode II SKKMigas – KKKS Jawa Bali dan Nusa Tenggara di Tawangmangu, Rabu (5/7/2023).

Saat ini produksi minyak dan gas di wilayah Jatim terus mengalami kenaikan. Untuk minyak, produksinya hingga bulan Mei 2023 telah mencapai lebih dari 190 ribu barrel per hari. Realisasi tersebut telah melampaui target yang telah ditetapkan sebesar 180 ribu barrel per hari. Sementara secara nasional, produksi minyak tahun 2023 dipatok sebesar 1 juta barrel per hari dan produksi gas mencapai 12 miliar kaki kubik (BSCFD).

“Potensi gas produksi gas kita mengalami lompatan yang cukup besar. Ini terjadi setelah 3 tahun berturut-turut kita mengalami kekurangan gas. Permintaan tinggi sementara yang bisa kita produksi dan salurkan hanya 452 MMscfd,” kata Nurwahidi seraya menambahkan, sejak akhir tahun lalu, ada penambahan produksi gas sekitar 350 MMscfd.

Lompatan produksi tersebut karena adanya tambahan produksi di sejumlah lapangan gas, di antaranya lapangan Jimbaran Tiung Biru sekitar 192 MMscfd, HCML Sampang sekitar 100 MMscfd dan pada bulan ini juga ada penambahan dari Husky di lapangan MAC di Sumenep sebesar 50 MMscfd.

Baca Juga :  Super Adventure 'Dare To Be The Next Superpreneur' , Peluang Enterpreneur Muda Naik Kelas

Saat ini, produksi gas sebagian besar masih diserap oleh PT Perusahan Listrik Negara (PLN), PT Petro Kimia Gresik (PKG) dan Subhoding Pertamina Gas atau PGN.

“Kalau listrik dan PKG, begitu menyerap langsung dipakai untuk menggerakkan turbin untuk listrik, tetapi kalau PKG untuk produksi pupuk,” jelasnya.

Sementara untuk PGN, tidak bisa menggunakan langsung tetapi dijual ke industri yang membutuhkan. Harapan SKK Migas, akan ada banyak industri besar lain di wilayah Jatim yang akan beralih menggunakan gas karena kebanyakan mereka masih menggunakan batu bara dan minyak. Apalagi harga gas lebih murah, sekitar 30% hingga 40 % dari harga minyak.

“Industri sepertinya terkaget dan belum siap untuk menggunakan gas dalam proses produksinya. Kami juga berharap teman media ikut mengabarkan bahwa produksi gas kota saat ini dangat besar agar industri mengetahui dan mau beralih,” papar Nurwahidi.

SKK Migas juga telah gencar melakukan sosialisasi sejak tahun lalu. Di tahun ini, sudah ada dua agenda besar yang telah dilakukan SKK Migas Jabanusa untuk mempertemukan KKS dengan industri potensial.

“Forum Kapnas 2023 telah kami lakukan pada bulan Mei 2023 untuk mempertemukan mereka. Dan di tanggal 3 Juli 2023 kemarin SKK Migas juga telah melaksanakan forum Workshop yang mempertemukan industri hulu migas dengan industri potensial. Beberapa industri pengguna gas yang potensinya besar diantaranya adalah industri keramik, industri kaca, dan smelter,” imbuhnya.

Nurwahidi berharap dengan gencarnya sosialisasi, maka komposisi penyerapan gas industri yang saat ini masih mencapai sekitar 20 persen lebih bakal naik signifikan. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.