SGN Jalin Kemitraan Penguatan Tebu Rakyat Menuju Swasembada Gula Nasional 2028

oleh -425 Dilihat

PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) memperkuat kemitraan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UMKM dan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertanian launching program pelatihan penguatan tebu rakyat untuk mencapai swasembada gula nasional pada tahun 2028 di Surabaya, Rabu (21/8/2024) (kilasjatim.com/Nova)

KILASJATIM.COM, Surabaya –  PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koperasi dan UMKM dan Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertanian launching program pelatihan penguatan tebu rakyat untuk mencapai swasembada gula nasional pada tahun 2028 dan sebagai upaya peningkatan kinerja industri gula di tanah air pada Rabu (21/8/2024) di Surabaya.

Program ini fokus pada peningkatan kualitas budidaya tebu, mulai dari penyediaan bibit unggul, penggunaan pupuk yang tepat, hingga pemanenan pada waktu yang optimal. Selain itu, SGN juga memberikan akses yang lebih mudah bagi petani terhadap pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menjelaskan bahwa peningkatan produktivitas tebu adalah kunci untuk mencapai swasembada gula. Dengan meningkatkan produktivitas dari 5 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar, biaya produksi gula dapat ditekan secara signifikan.

” Holding PTPN menargetkan produktivitas tebu rakyat bisa mencapai 8 ron per hektar dari saat ini 5 ton per hektar. Untuk menaikkan itu perlu dukungan. Jika produktivitas petani meningkat, maka harga pokok produksi gula akan turun. Ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi petani,” ujar Abdul Ghani.

Ditambahkan, bila produksi tebu 8 ton per hektare dengan asumsi luas lahan tebu 500.000 hektare, secara nasional maka bisa menghasilkan minimal 4 juta ton gula.

Baca Juga :  Tunjukkan Kekuatan Ekosistem Omnichannel  dan   Operational Excellence Melayani Pasar Jawa Timur

“Dalam hal ini  untuk mencapai swasembada gula konsumsi itu bukan target yang berlebihan,” katanya.

Direktur Utama PT SGN Mahmudi. (kilasjatim.com/Nova)

SGN juga telah menyiapkan infrastruktur digital bernama E-Tera yang akan digunakan untuk mengelola data petani dan kebutuhan mereka. Platform ini diharapkan dapat membantu petani dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Direktur Utama PT SGN Mahmudi mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk melakukan sinergi dari seluruh pihak di dalam industri gula. Mulai dari petani, pelaku industri pendukung, hingga pemerintah. Harapannya, langkah penguatan akses modal petani tersebut bisa menjadi kunci dari alur produksi gula yang lebih progresif.

“SGN juga sudah membuat platform digital agar semua pihak mulai dari on farm sampai off farm bisa melihat perkembangan setiap tahun. Sementara target perseroan terhadap produksi tebu pada 2024 adalah 13,5 juta ton tebu yang digiiling serta 992 ribu ton gula kristal putih yang diproduksi,” tegas Mahmudi.

Sementara itu upaya untuk mencapai swasembada gula nasional, pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang menyediakan KUR Khusus untuk petani tebu. Selain itu, berbagai BUMN seperti Petrokimia Gresik, PTPN, RNI, dan Bulog juga turut berkontribusi dalam mendukung program ini.

KUR khusus ini diharapkan jadi solusi permodalan bagi petani. Menurutnya, banyak pengusaha tebu yang kesulitan memulai masa tanam karena sulit mendapatkan pinjaman modal dengan bunga yang terukur.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, program KUR Khusus memang digunakan untuk beberapa kluster usaha yang membutuhkan pinjaman secara rutin.

“Untuk kebutuhan petani tebu dirasa memang cukup rutin. Sehingga pihaknya akhirnya memulai pilot project dalam KUR Kluster tebu di Jawa Timur. ’”Tahun ini, pihaknya menargetkan penyaluran KUR sebanyak Rp 280 triliun. Dari yang tercapai Rp 170 triliun, 30% memang sektor pertanian,” pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.