PPNS Pantau Terumbu Karang untuk Keberlanjutan Ekosistem Pantai Pasir Putih Situbondo

oleh -367 Dilihat

KILAS JATIM.COM, SITUBONDO: Sebagai upaya menjaga keberlanjutan ekosistem pantai, Tim Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) memantau kelulusan hidup terumbu karang pada Pasir Putih Situbondo. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat guna memberikan informasi kepada masyarakat sekitar tentang proses monitoring serta melihat proses perkembangan terumbu buatan yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya.

Kegiatan ini diketuai oleh Luqman Cahyono dengan beberapa anggoa tim di antaranya; Agung Prasetyo, Mirna Apriani, Anggara Trisna, I Putu Arta Wibawa, Gaguk Suhardjito,

dari Jurusan Teknik Bangunan Kapal dan Andika Satriya Wicaksana, mahasiswa Teknik Permesinan Kapal yang terlibat pada kegiatan ini.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dimulai dengan mengambil sample air dan memastikan ulang apakah kandungan/kualitas air laut yang ada saat kegiatan ini mengalami perubahan atau tidak pada saat penenggelaman terumbu buatan yang dilakukan setahun sebelumnya. Dari hasil uji laboratorium diperoleh hasil data uji kualitas air dengan parameter kimia yang diuji secara langsung di laboratorium pada 9 titik dan sebagian pada 3 titik dan 1 titik.

Parameter kimia kualitas air yang diuji meliputi pH, Salinitas, DO dan BOD. Hal ini menunjukkan kualitas air di daerah konservasi wisata pasir putih masih tergolong baik. Setelah dilakukan uji kualitas air, kegiatan selanjutnya yaitu melakukan proses monitoring.

Monitoring perlu dilakukan untuk memantau kondisi karang, menganalisis survival rate (SR) karang yang berada pada media terumbu buatan serta mendapatkan laju pertumbuhan. Menurut Luqman, pemantauan laju pertumbuhan karang idealnya dilakukan dengan periode dua bulan sekali (atau sesuai kebutuhan).

“Pengamatan dilakukan meliputi jenis terumbu karang yang menempel, ukuran panjang vertikal, horizontal, lebar diameter koloni dan tumbuh tunas. Pencatatan juga dilakukan terhadap jenis ikan atau biota lain yang ditemukan di sekitar terumbu karang buatan,” ungkap Luqman pada keterangan tertulisnya. Jumat, (16/12/2022).

Baca Juga :  Tim ROV PPNS Sukses dalam Uji Coba ROV Class II di Aquamarine Test Facility

Selain hal menjelaskan tentang fungsi, konsep dan metode yang umum dilakukan untuk proses survey terumbu karang, tim dosen dan mahasiswa memberikan pembekalan awal terkait Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penyelaman.

“Hal ini dimaksudkan memberikan gambaran kepada seluruh peserta pelatihan terkait hal apa yang harus dilakukan sebelum penyelaman, resiko yang kemungkinan terjadi pada proses penyelaman hingga menangani keadaan darurat saat proses penyelaman,” imbuh Luqman.

Setelah dilakukan pembekalan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penyelaman serta mempraktikannya, kegiatan yang melibatkan Pokmaswas (Kelompok Masyarakat Pengawas), Masyarakat Peduli Lingkungan, serta penduduk sekitar ini dilanjutkan dengan proses pemantauan/monitoring terumbu karang.

Jenis atau metode yang digunakan dengan metode transek garis yakni pengambilan data terumbu karang serta biota pada daerah konservasi pantai pasir putih serta daerah yang menjadi tempat penenggelaman terumbu buatan berbasis Eco Friendly berbahan dasar cangkang kerang yang telah ditenggelamkan setahun sebelumnnya dengan pencatatan pada table data monitoring.

“Hasil yang diperoleh adanya pertumbuhan terumbu karang dengan soft coral yang tumbuh pada terumbu buatan yang hidup secara alami tanpa adanya transpartasi,” tuturnya.

Secara keseluruhan kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan para peserta kegiatan sangat antusias, hal ini dibuktikan dengan keativan peserta pelatihan dari proses penjelasan materi, praktik dan demonstrasi kerkait Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Penyelaman hingga proses monitoring dan pengambilan data.

“Tim dosen dan mahasiswa berharap agar peserta yang telah diberikan pelatihan dapat terus dan kontinu melakukan monitoring terhadap lingkungan pantai khususnya pada daerah konservasi terumbu karang sehingga selain menjadi darah konservasi, diharapakan tempat ini dapat menjadi media pembelajaran serta sebagai daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung dan berwisata alam,” tutup Luqman Cahyono. (ari)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.