Mengenal Komunitas Kebaya Menari dari Jakarta

oleh -479 Dilihat

Foto: Ist/Dok. Komunitas Kebaya Menari

KILASJATIM.COM, Jakarta – Busana kebaya tak akan lekang dimakan waktu. Itulah yang diangkat oleh Komunitas Kebaya Menari dari Jakarta. Berdiri dua tahun lalu, komunitas ini awalnya didirikan oleh Yanti Moeljono, Berti Dewi, Sri Ramdiani, dan Nirmala Chandra.

Mereka cukup aktif dalam komunitas kebaya ini. Merekalah yang mensosialisasikan pemakaian kebaya sebagai pakaian tradisional Indonesia agar generasi muda dapat mengenal dan mencintai kebaya sebagai warisan budaya nusantara.

Lewat pesan WhatsApp, Sabtu (23/12/2023), salah satu pendiri Kebaya Menari, Berti mengungkapkan, bahwa berkembangnya pemakaian kebaya di kalangan perempuan Jakarta pada khususnya, maka Kebaya Menari membentuk aksi sosialisasi kebaya dengan sekaligus melestarikan tarian nusantara.

Bekerjasama dengan Sarinah Thamrin dalam mengangkat kebudayaan nasional, maka Kebaya Menari mulai rutin melakukan sosialisasi kebaya sambil menari di pelataran gedung Sarinah Thamrin sekaligus memanfaatkan momen CFD (car free day) yang setiap minggu diadakan di seputaran Jl. Sudirman Thamrin Jakarta.

“Begitupun para perempuan yang sedang berolah raga dapat melakukan olah raganya dengan berkegiatan menari di situ,” ujar Berti.

Menurut Berti, kegiatan menari oleh Komunitas Kebaya Menari biasa dilakukan setiap minggu gratis, mulai pukul 7.00-10.00 WIB. Awalnya, lanjut Berti, peserta yang mengikuti kegiatan ini hanya 10 orang. Kemudian berkembang hingga kini hampir 40 orang lebih dari kalangan perempuan dan ibu-ibu yang ikut serta dalam kegiatan menari ini.

Terdiri dari Ibu Muda Hingga Sepuh

Komunitas ini menggalakkan pemakaian kebaya dalam aktivitasnya dan terdiri dari para perempuan ibu muda sampai sepuh, bahkan ada yang berumur 70 tahun mengikuti kegiatan Kebaya Menari.

Baca Juga :  Lewat Kebaya, Wali Kota Madiun Ingin Pecahkan Rekor MURI di Hari Kartini

“Selain itu ada dari teman-teman tuli juga mengikuti kegiatan ini, mereka anak-anak muda yang difabel dan mempunyai kepedulian untuk melestarikan budaya Indonesia,” papar Berti.

Dari mulai ibu yang hobi menari namun berhenti menari karena kesibukan rumah tangga, lalu para ibu yang belum pernah menari tetapi mau menari serta para perempuan muda yang berlatar belakang difabel maupun yang tidak semua dapat bergabung di Komunitas Kebaya Menari ini.

“Selama berkegiatan setiap minggunya kami selalu mendapat perhatian oleh masyarakat sekitar dan para turis yang memang sedang berolah raga di seputaran wilayah tersebut, sehingga misi kami utk melestarikan budaya dan mensosialisasikan pakaian tradisional Indonesia (kebaya) ini dapat dicintai dan dikenal masyarakat luas dengan cara yang fun dan sehat bergerak dengan berkebaya,” papar Berti.

Mengajarkan Tarian Nusantara

Sementara bicara jenis tarian yang diajarkan Kebaya Menari adalah tarian nusantara seperti tari Bali, tari Betawi, tari Palembang, tari Sumatera Barat dan tarian lainnya yang akan dibawakan untuk misi tertentu dan mengangkat jenis kebaya daerah tertentu.

Sejalan dengan visi misi Kebaya Menari di mana kebaya menjadi tujuan utama untuk dilestarikan dan dikenal oleh generasi penerus dan menari adalah salah satu cara yang unik dalam mengenalkan busana tradisional Indonesia yang tak lekang oleh jaman.

Maka Kebaya Menari juga berpartisipasi dalam kegiatan budaya lainnya seperti mengikuti Festival Payung Indonesia 2023, Festival Sarung Majalaya 2023 dan mengadakan kegiatan tahunan yaitu Kebaya Natal yang mengangkat keberagaman budaya dalam tema Natal setiap tahun serta doa lintas agama.

“Ke depan harapan komunitas Kebaya Menari adalah berkomitmen menambah anggota untuk anak-anak muda, perempuan muda yang mempunyai kepedulian terhadap budaya Indonesia dengan cara berkolaborasi dalam berkegiatan serta program di tahun depan adalah membawa komunitas ini ke kancah internasional, mengajak Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan serta komunitas-komunitas yang satu tekad untuk peduli pelestarian budaya,” urai Berti.

Baca Juga :  Libur Panjang ke Pantai? Yuk, Perhatikan 6 Hal ini Agar Kulitmu Nggak Gosong

“Untuk mengikuti tren fashion yang ada, kami komunitas juga selalu mempunyai dress code dalam momen tertentu sekaligus untuk mengangkat kebaya dari daerah lain,” pungkas Berti. (rie)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

No More Posts Available.

No more pages to load.